Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image vina fitrotun nisa

Tips Mengajarkan Anak yang Takut Berenang

Eduaksi | Tuesday, 21 Jun 2022, 14:00 WIB
Sumber: https://motherandbeyond.id/read/8512/5-tahap-mengajarkan-anak-berenang

Berenang merupakan salah satu skill yang harus diajarkan kepada anak. Ada banyak sekali manfat berenang salah satunya adalah melatih pernafasan. Namun yang paling utama adalah mengajarkan anak Teknik untuk survive di dalam air.

Dengan logika yang sederhana saja, Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar wilayah Indonesia merupakan perairan. Menurut hemat saya, dengan menyadari keadaan geografis Indonesia saja kita perlu memiliki kesadaran bahwa kita hidup di daerah yang dipenuhi dengan air.

oleh karenanya kita perlu belajar bagaimana bisa bertahan di dalam air, salah satunya dengan berenang. Berenang dapat diajarkan di masa anak-anak. Berbicara anak dan berenang, memang tidak semua anak memiliki kelebihan dan kecepatan dalam belajar. Mungkin saat anak belajar berenang ada yang baru bisa berenang setelah kursus selama bertahun-tahun oleh pelatih. Ada juga mungkin yang baru di ajarkan dalam 4 kali pertemuan saja, anak sudah bisa berenang.

Beruntung bagi mereka penduduk yang tinggal sehari-hari di tepi sungai, dimana mereka sudah terbiasa dengan lingkungan air. Kadang bagi masyarakat yang tinggal di tepi sungai atau pantai, skill berenang muncul begitu saja tanpa perlu diajari. Alhasil orangtua tidak perlu bersusah payah menunjuk pelatih atau membayar kelas untuk pengayaan berenang.

Lain lubuk lain ilalang. Bagi masyarakat kota atau desa yang jarang melihat air, berhadapan dengan sungai saja kadang membuat nyali ciut. Bagi sebagian orang air sudah dipersepsikan sebagai hal yang menakutkan, apalagi jika seorang anak yang sejak kecil sudah terbiasa dengan pola pengasuhan yang protektif. Dalam pikirannya pasti akan terbentuk keyakinan bahwa air itu merupakan hal yang berbahaya dan menyeramkan. Oleh sebab itu ada sebagian anak yang takut dengan air.

Nah, pertanyaannya bagaimana mungkin anak bisa berenang kalau melihat dan masuk ke dalam air saja mereka takut. Berdasarkan pengalaman pribadi, ada beberapa tips agar anak tidak takut air dan mau di ajarkan untuk berenang.

1. Tanamkan mindset kepada mereka bahwa bermain air itu menyenangkan

Dulu, saat anak pertama saya ajak berenang dia sempat menghirup air, sehingga ini membuat hidungnya sakit dan membuatnya sedikit trauma. Akhirnya dia tidak mau lagi di ajak berenang. Namun, sata itu saya tidak sengaja menonton video my trip my adventure anak, yang notabene kegiatannya adalah mengeksplore laut dan sungai.

Saat ia diperlihatkan jernihnya sungai dan kegiatan menyenangkan lainnya yang dapat dilakukan di laut dia sangat antusias dan ingin terus menonton videonya. Akhirnya setiap hari kami semua menonton program My Trip My Adventure anak. Sekilas saya tidak menyadari bahwa ini juga merupakan salah satu melakukan terapi atas ketakutan dia terhadap air. Alhasil setelah kami melakukan rutinitas tersebut, anak saya ini mau di ajak berenang dan terbukti dia jadi tidak takut dengan air.

2. Terus berikan motivasi kepada anak

Saat anak menolak permintaan orangtua untuk berenang, coba sikapi dengan sabar. Terapkan prinsip bahwa penolakan anak adalah hal yang lumrah. Salah satu cara ajaib dalam memotivasi anak adalah dengan memberikannya kata-kata penuh motivasi dan dorongan. Para parent dapat membisikan kata-kata positif kepada anak menjelang anak tidur.

3. Terus Ajak Anak Berenang

Ada pepatah yang mengatakan “bisa karena biasa”. Jadi, saat anak masih belum menunjukkan kemajuan orangtua sebaiknya jangan cepat menyerah. Yang perlu dilakukan saat belum melihat lemajuan adalah dengan mengevaluasi dan melakukan konsistensi. Anak harus terus di ajarkan berenang meski kemajuannya tidak terlalu progresif. So, selamat mencoba, semoga bisa cepat berenang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image