Selasa 21 Jun 2022 18:30 WIB

UNHCR: Setiap Pekan Sekitar 800 Warga Suriah Dipulangkan dari Turki

Rencana pemulangan pengungsi Suriah tidak mendapat dukungan lembaga internasional.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Antrean warga Suriah yang tinggal di Turki menunggu dibukanya pintu perbatasan dengan Suriah di dekat Kota Kilis, Turki, Selasa (13/6). Secara berkala pemerintah Turki membuka perbatasan memberi kesempatan pengungsi Suriah mengunjungi kampung halamannya untuk menjalankan ibadah puasa dan hari raya Idul Fitri.
Foto: Mehmet Guzel/EPA
Antrean warga Suriah yang tinggal di Turki menunggu dibukanya pintu perbatasan dengan Suriah di dekat Kota Kilis, Turki, Selasa (13/6). Secara berkala pemerintah Turki membuka perbatasan memberi kesempatan pengungsi Suriah mengunjungi kampung halamannya untuk menjalankan ibadah puasa dan hari raya Idul Fitri.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan setiap pekan sekitar 800 pengungsi dari Suriah dipulangkan ke negara mereka dari Turki. Negara tersebut menampung sekitar 3,7 juta pengungsi Suriah. Angka ini menjadi populasi pengungsi terbesar di dunia. Namun, dengan kondisi pemukiman sementara yang semakin memburuk, mendorong pemerintah Turki untuk memulangkan mereka negara asal.

Pemerintah Presiden Tayyip Erdogan mengatakan telah berencana untuk menampung sekitar 1 juta pengungsi Suriah di rumah-rumah bata yang akan dibangun di barat laut negara itu. Rencana pemulangan tidak mendapat dukungan lembaga internasional.

Baca Juga

Perwakilan UNHCR di Turki mengatakan kondisi di Suriah belum memungkinkan para pengungsi pulang. "Tingkat ketidakpastian Suriah tidak memungkinkan pemulangan massal sukarela dilakukan akhir-akhir ini," kata Philippe Leclerc di Istanbul, Selasa (21/6/2022).  

Ia mengatakan sekitar 800 warga Suriah yang sebagian besar seorang diri, dipulangkan ke berbagai daerah di utara Suriah setiap pekannya. Tetapi sebagian besar pengungsi yakin mereka akan menetap di Turki karena kondisi ekonominya lebih baik dibanding Suriah.

"Secara alami masyarakat lebih yakin masa depan mereka di Turki dibanding di Suriah yang telah kita lihat sangat sedikit progresnya," kata Leclerc.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement