Selasa 21 Jun 2022 05:24 WIB

Ahli Bedah Bisa Latihan Transplantasi Jantung di Metaverse Pakai Teknologi VR

Seorang ahli bedah bisa berlatih di metaverse sebelum mencoba pada pasien.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Peralatan bedah saat operasi (Ilustrasi)
Foto: asianlivercentre.com.sg
Peralatan bedah saat operasi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meta telah mengungkapkan tujuan metaverse dalam video yang memperlihatkan perangkat keras berteknologi tinggi, mulai dari headset realitas virtual (VR) hingga sensor ujung jari. Video yang berjudul the Impact of the Metaverse, menjelaskan visi Meta tentang bagaimana teknologi realitas campuran dapat berdampak positif bagi masyarakat.

Video itu menunjukkan mahasiswa kedokteran dari universitas virtual belajar melakukan operasi penyelamata jiwa di metaverse sebelum mencobanya pada pasien sungguhan. "Meskipun mereka adalah pelajar virtual, apa yang mereka pelajari adalah nyata. Seorang ahli bedah akan dapat berlatih sebanyak yang diperlukan dalam metaverse sebelum melakukannya pada pasien sungguhan," kata video itu.

Baca Juga

Selain itu, video juga menunjukkan sekelompok anak sekolah mengunjungi Roma kuno untuk menyaksikan debat Caesar Mark Anthony. Namun, bagian yang paling menarik dari klip singkat ini adalah perangkat keras yang dipamerkan, berupa headset VR tanpa kabel serta sensor ujung jari.

Alat tersebut memungkinkan orang untuk mengambil dan merasakan objek di metaverse. Sampai saat ini, masih belum jelas apakah alat itu merupakan perangkat keras prototype yang sedang dikembangkan oleh Meta atau hanya kit konsep.

Bagaimanapun, teknisi telah berbagi kegembiraan dengan kehadiran peralatan VR. Seorang pengguna Twitter memuji desainnya sementara yang lain mengatakan sangat keren. Namun, tidak semua penggemar teknologi yakin akan VR ini.

“Orang ini terlihat seperti mereka dipenjara di dalam penjara metaverse Zuck,” kata @OXIagain, dikutip Daily Star, Senin (20/6/2022).

Video tersebut menandai intensifikasi upaya Meta untuk menjual visinya tentang teknologi metaverse dan realitas campuran. Tahun ini, ruang realitas virtual telah mendapat kecaman karena tidak diatur dengan baik. Banyak wanita yang melaporkan pelecehan seksual dan serangan virtual dalam beberapa menit setelah masuk obrolan metaverse. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement