Senin 20 Jun 2022 09:59 WIB

Suara Perut Keroncongan tak Selalu Berarti Lapar, Bisa Jadi Gejala Kanker Usus Besar

Kanker usus besar alias kanker kolon juga dapat menimbulkan gejala perut keroncongan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Perut keroncongan (Ilustrasi). Perut keroncongan memang dapat menjadi gejala kanker, namun bising perut itu lebih sering dikaitkan dengan rasa lapar.
Foto: Republika/Prayogi
Perut keroncongan (Ilustrasi). Perut keroncongan memang dapat menjadi gejala kanker, namun bising perut itu lebih sering dikaitkan dengan rasa lapar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut beberapa badan kesehatan, suara bising di usus, seperti perut keroncongan, bisa menandakan kanker usus besar. Hal ini jika disertai dengan tanda peringatan lainnya.

"Jika perut Anda keroncongan disertai dengan gejala berikut, Anda harus segera pergi ke dokter," ujar platform kesehatan Prime Health Denver (PHD), seperti dikutip dari laman Express.co.uk, Senin (20/6/2022).

Baca Juga

Gejala lainnya adalah darah dalam tinja, gas berlebih, mual, muntah, mulas, dan penurunan berat badan yang tidak diinginkan. Semua gejala tersebut merupakan tanda peringatan kanker usus besar.

Perut keroncongan memang dapat menjadi gejala kanker, namun bising perut itu lebih sering dikaitkan dengan rasa lapar. Ini karena biasanya suara tersebut lebih keras saat perut dan usus kosong.

"Jika Anda mengalami suara bising usus bersamaan dengan gejala lain, seperti kembung, sakit perut, diare, atau sembelit, kemungkinan besar suara gemuruh itu disebabkan oleh sindrom iritasi usus besar (IBS), alergi makanan, penyumbatan usus, atau infeksi usus," jelas PHD.

Bagaimana kalau perut terdengar keroncongan saat tidak sedang lapar? Menurut PHD, itu bisa terjadi ketika Anda makan terlalu cepat atau pada waktu yang tidak normal.

"Suara perut keroncongan juga bisa disebabkan oleh kecemasan atau stres," jelas PHD.

Sementara itu, kanker usus besar terjadi ketika sel-sel ganas di usus memperoleh kemampuan untuk memperbanyak diri dan menyebar. Hasil akhirnya adalah pembentukan tumor, yang dapat terus tumbuh, menyerang jaringan sebelahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement