Sabtu 18 Jun 2022 15:41 WIB

Rembug Nasional Aptisi, akan Hadirkan Terobosan bagi Perguruan Tinggi Swasta

Rembug nasional ini akan menghadirkan tokoh-tokoh penting Indonesia

 APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) akan selenggarakan Rembug Nasional, sekaligus Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) ke-1.
Foto: Universitas Nusa Mandiri
APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) akan selenggarakan Rembug Nasional, sekaligus Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) ke-1.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demi menyongsong Indonesia Emas tahun 2045, APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) akan selenggarakan Rembug Nasional, sekaligus Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) ke-1. Kegiatan akan berlangsung secara luring, pada 1,2 dan 3 Juli 2022 di Bali, tepatnya di Bali Nusa Dua Convention Center, Kawasan Terpadu ITDC NW/1, Nusa Dua Bali.

Rembug nasional ini akan menghadirkan tokoh-tokoh penting Indonesia, tiga tokoh berpengaruh nasional hadir sebagai keynote speaker yakni Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dan Ketua Umum APTISI Pusat, M Budi Djatmiko.

Baca Juga

Lalu, akan hadir sebagai narasumber pada tema acara “Digitalisasi Berbasis Blockchain, Tantangan Masa Depan dan Reformasi Pendidikan Tinggi” ini adalah Nadiem Makarim, Mendikbudristek RI, Syaiful Huda, Ketua Komisi X DPR RI, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani dan Ari Purbayanto, Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT.

Ketua Umum APTISI Pusat, M Budi Djatmiko mengatakan, perguruan tinggi swasta di Indonesia, perlu memiliki satu kesepekatan bersama dalam menyongsong era emas tahun 2045. “Dimana di era emas ini, tentu banyak generasi muda Indonesia yang notabenenya merupakan para lulusan perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri, perlu berbekal pengetahuan teranyar demi siap hadapi tantangan zaman,” ujarnya pada media, beberapa waktu lalu.

Teknologi blockchain sendiri, katanya menjelaskan, sebagai sebuah isu terkini yang menarik di sebagian kalangan masyarakat. Sebab, saat ini banyak sektor kehidupan masyarakat yang memanfaatkan perkembangan teknologi dari blockchain ini.

“Semakin maraknya teknologi berbasis blockchain, maka perguruan tinggi sebagai tonggak awal tumbuhnya generasi, perlu mempersiapkan SDM yang kompeten di bidang teknologi digital berbasis blockchain ini. Agar mereka paham dan bermanfaat dalam perkembangan zaman, terlebih, dengan bonus demografi yang dimiliki Indonesia serta era emas di tahun 2045 nanti,” jelasnya, dalam siaran pers.

Acara rembug nasional ini, ungkapnya, mengajak seluruh perguruan tinggi swasta untuk duduk bersama menyelesaikan berbagai solusi atas permasalahan perguruan tinggi Indonesia khususnya perguruan tinggi swasta, untuk disampaikan kepada Presiden, DPR RI, Kementerian Pendidikan dan pihak terkait.

Selain itu, Budi juga mengatakan, dalam rempug nasional nanti, APTISI-Edufecta akan memberikan hibah berbentuk software SIM Manajemen Terpadu Perguruan Tinggi seharga 5 miliar.

Hibah tersebut akan diberikan ke seluruh kampus swasta, yang berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan yang hadir di Bali. “Kami juga akan memberikan seri buku Manajemen seharga kurang lebih Rp 1 juta rupiah, bagi 1.000 peserta pendaftar pertama. Dan akan menerapkan tanggal 2 Juli sebagai hari kebangkitan pendidikan swasta Indonesia, untuk diperingati setiap tahun, sebagai nilai motivasi, kemajuan dan kebersamaan kampus-kampus swasta Indonesia,” jelas Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement