Sabtu 18 Jun 2022 13:14 WIB

Dua Bobotoh Wafat, Ini Penuturan Saksi Mata Jebolnya Gerbang Stadion GBLA

saya sama almarhum, saya di depan almarhum di belakangnya

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Muhammad Akbar
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung menemui bobotoh Persib Bandung Viking di Jalan Gurame dan ormas di sekitar Stadion GBLA di Mapolrestabes Bandung, Kamis (9/6/2022). Ia mengajak seluruhnya untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama Piala Presiden tahun 2022 berlangsung.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung menemui bobotoh Persib Bandung Viking di Jalan Gurame dan ormas di sekitar Stadion GBLA di Mapolrestabes Bandung, Kamis (9/6/2022). Ia mengajak seluruhnya untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama Piala Presiden tahun 2022 berlangsung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dua orang meninggal dunia akibat penjebolan gerbang di pertandingan Persib vs Persebaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Jumat (17/6/2022). Ribuan Bobotoh yang memiliki tiket justru tak bisa masuk sehingga penjebolan gerbang terjadi.

Salah satu saksi mata adalah Reihan Fauzi, warga Cibaduyut, Kota Bandung. Reihan menjadi salah satu korban yang mengalami cedera karena tertimpa pagar dan terinjak-injak Bobotoh yang memaksa maasuk.

"Jadi waktu pas pukul 7 lebih kan pintu ditutup sudah tidak ada Panpel tidak ada polisi, dari belakang merangsek ke depan, saya posisi di tengah dan saya sama almarhum, saya di depan almarhum di belakangnya," kata Reihan.

Reihan berada di depan Gerbang V bersama korban tewas, Asep Ahmad Solihin. Reihan sempat pingsan dan diselamatkan oleh PMI, sayangnya Asep meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit.

"Nah yang depan jatuh otomatis saya ikut jatuh nah dari situ pagar yang dipinggir juga roboh ikut nimpa ke saya terus yang dari belakang merangsek ke depan, gak ada yang menyelamatkan jadi keinjek terus," kata Reihan.

Reihan yang pingsan pun akhirnya dibawa ke posko PMI. Setelah sadar, Reyhan pun bergegas mencari Asep yang tidak bisa dia hubungi.

"Saya tidak tahu (kabar Asep meninggal) bangun-bangun sudah di posko PMI dirawat jadi saya dapat kabar almarhum bareng sama saya saja jam 1, jadi emang tidak tahu kabar dimananya, saya tidak ingat apa-apa," kata Reihan.

Reihan bersyukur masih bisa tertolong mengingat banyak korban berjatuhan di Gerbang V. Meski demikian, Reihan akan dipantau lebih jauh mengingat ada lebam di tubuhnya.

"Kepala sama ulu hati, sempet keinjek-injek. Banyak banget yang jatuh juga," kata Reihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement