Sabtu 18 Jun 2022 03:54 WIB

Jusuf Kalla: Jangan Nanti Kita Dikenal Islam Radikal

Jusuf Kalla berpesan agar Jatti menjadikan Indonesia negeri Wasathiyah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Mantan Wakil Presiden RI sekaligus Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat, Jusuf Kalla berpesan kepada para alumni Timur Tengah agar menjadikan Indonesia dikenal sebagai negeri Islam yang wasathiyah, bukan Islam yang yang radikal. 

Hal ini disampaikan Jusuf Kalla saat menghadiri acara Silaturrahmi Nasional (Silatnas) dan Musyawarah Nasional (Munas) I yang digelar Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (Jatti) di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Jumat (17/6/2022).

Baca Juga

"Kita juga tentu menginginkan bahwa negeri kita Islam yang wasathiyah. Jangan nanti kita dikenal sebagai Islam yang radikal, tapi Islam wasahitah. Harapan kita semua ini dapat menciptakan, dapat dikembangkan oleh para alumni-alumni Timur Tengah," ujar dia dalam sambutannya. 

Jusuf Kalla mengatakan, para alumni Timur Tengah di Indonesia selama ini telah memberikan pengetahuan yang luar biasa kepada umat Islam. Namun, dia juga berharap kepada mereka agar tidak melakukan dakwah bil lisan saja, tapi juga berdakwah bil hal. 

 

Dia menuturkan, Nabi Muhammad SAW sendiri lebih lama menjadi pedagang daripada menjadi Rasul. Menurut dia, Nabi menjadi pedagang selama 27 tahun. Sedangkan menjadi utusan Allah hanya 22 tahun. 

"Artinya, dakwah itu bukan hanya langsung ceramah, tapi bagaimana juga memberikan contoh-contoh yang baik dan dorongan semanagat dari Rasul," kata Jusuf Kalla.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Muzani berharap, Silatnas dan Munas Jatti yang pertama ini bisa melahirkan pemikiran-pemikiran yang kongkret untuk membangun peradaban bangsa yang lebih maju. 

"Saya berharap Jatti ini dalam Munas pertamanya bisa menghasilkan pemikiran-pemikiran yang lebih kongkret bagi kemajuan dan pembangunan peradaban bangsa. Apalagi situasi dunia kayak sekarang ini dalam siruasi yang makin tidak menentu," jelas dia saat diwawancara usai sambutan dalam acara tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement