Jumat 17 Jun 2022 18:17 WIB

Perkuat Permodalan, BSDE Sisihkan Rp 1,35 Triliun untuk Laba Ditahan

BSDE akan gunakan laba ditahan untuk pengembangan proyek properti unggulan 2022

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk menyisihkan Rp 1,35 triliun untuk laba ditahan dan Rp 2 miliar sebagai dana cadangan. Dengan demikian, pengembang kota mandiri tersebut akan memperkuat struktur permodalan untuk mengembangkan proyek-proyek properti unggulan yang akan dikembangkan di tahun 2022.
Foto: https://www.facebook.com/bsdcity01
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk menyisihkan Rp 1,35 triliun untuk laba ditahan dan Rp 2 miliar sebagai dana cadangan. Dengan demikian, pengembang kota mandiri tersebut akan memperkuat struktur permodalan untuk mengembangkan proyek-proyek properti unggulan yang akan dikembangkan di tahun 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk menyisihkan Rp 1,35 triliun untuk laba ditahan dan Rp 2 miliar sebagai dana cadangan. Dengan demikian, pengembang kota mandiri tersebut akan memperkuat struktur permodalan untuk mengembangkan proyek-proyek properti unggulan yang akan dikembangkan di tahun 2022. 

"Sebagai mitigasi risiko dan dengan adanya keputusan pemegang saham tersebut, maka Perseroan memiliki fundamental permodalan yang solid untuk menjamin pendanaan dan penyelesaian atas proyek-proyek properti yang dikelola," kata Direktur BSDE Hermawan Wijaya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat (17/6).  

BSDE saat ini memiliki persediaan real estat sebesar Rp 5,73 triliun yang terdiri dari akun Tanah dan Bangunan yang siap Dijual dan Bangunan yang Sedang Dikonstruksi. Untuk persediaan dalam kategori Tanah dan Bangunan yang Siap Dijual hingga akhir Maret 2022 tercatat sebesar Rp 3,21 triliun. Proyek BSD City dan The Element tercatat sebagai proyek dengan persediaan terbesar yakni Rp 2,01 triliun. 

Kemudian proyek dengan persediaan Tanah dan Bangunan yang Siap Dijual terbesar selanjutnya adalah Klaska Residence Rp 286,19 miliar dan South Gate Rp 239,71 miliar. Sedangkan kategori Bangunan yang Sedang Dikonstruksi tercatat memiliki persediaan senilai Rp 2,52 triliun. Proyek BSD City dan The Element kembali menjadi proyek dengan kontribusi tertinggi yakni Rp 788,32 miliar. 

Hermawan menjelaskan, besarnya persediaan tersebut menggambarkan potensi BSDE atas prospek pendapatan di masa mendatang. "Kami terus berupaya meningkatkan produksi real estat yang berkualitas untuk memenuhi tingginya permintaan konsumen," ujar Hermawan. 

Hermawan optimistis BSDE dapat membukukan kinerja positif seiring pulihnya aktivitas masyarakat dan perekonomian pada masa transisi dari pandemi ke endemi. Pemulihan ini dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berujung pada peningkatan daya beli masyarakat. 

"Kami meyakini target prapenjualan Rp 7,7 triliun hingga akhir tahun 2022 akan tercapai. Terlebih dukungan pemerintah berupa insentif keringanan PPN masih berlanjut di tahun ini," kata Hermawan.

Hermawan melihat propek sektor properti di 2022 terus berkembang, terutama untuk rumah tapak yang menjadi salah-satu fokus utama pengembangan bisnis BSDE. Pertumbuhan residensial di daerah sub-urban dengan konsep hunian terpadu (hunian, komersial, hiburan dan perkantoran) masih menjadi pilihan utama konsumen. 

Penjualan segmen rumah tapak/ residensial diperkirakan akan berkontribusi sebesar 74 persen atas target prapenjualan 2022. Sedangkan 16 persen dari penjualan komersial antara lain tanah kavling, ruko kondominium dan sisa lain-lain sebesar 10 persen.

Untuk mendukung pencapaian target tahun ini, BSDE akan meluncurkan produk-produk properti berkualitas baik itu rumah tapak, apartmen, ruko dan maupun unit komersial lain dengan kisaran harga Rp 1 miliar hingga Rp 15 miliar. 

Selain gencar mengembangkan produk-produk rumah tapak, lini bisnis perkantoran dan ritel juga terus dikembangkan, baik di tengah kota Jakarta maupun ekspansi ke sub-urban seperti BSD City dan Aeon Mall Tanjung Barat, dengan harapan pendapatan berulang tetap terjaga di proporsi di atas 20 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement