Jumat 17 Jun 2022 16:37 WIB

Ini Alasan Utama Real Madrid tak Berusaha Keras Mengejar Erling Haaland

Selama masih ada Benzema, Haaland akan kesulitan menembus starting XI Madrid.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Endro Yuwanto
Striker Borussia Dortmund Erling Haaland. Manchester City akhirnya mendapatkan Erling Haaland musim ini.
Foto: . EPA-EFE/FRIEDEMANN VOGEL
Striker Borussia Dortmund Erling Haaland. Manchester City akhirnya mendapatkan Erling Haaland musim ini.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Dalam beberapa bulan terakhir, dua penyerang muda kelas wahid dikaitkan dengan Real Madrid. Dua jugador tersebut adalah Kylian Mbappe dan Erling Braut Haaland.

Tak satu pun dari keduanya merapat ke Santigo Bernabeu. Mbappe memilih bertahan di Paris Saint Germain (PSG). Kemudian Haaland merapat ke Manchester City.

Baca Juga

Presiden El Real, Florentino Perez, diminta mengomentari situasi ini. Ia melihat adanya perubahan sikap Mbappe yang sebelumnya sangat ingin menuju Spanyol.

Lalu, bagaimana dengan Haaland? Menurut Perez, selama masih ada Karim Benzema, eks Borussia Dortmund itu bakal sulit berada di starting XI Los Blancos. Oleh karena itu, Madrid tak berusaha keras mengejar juru gedor asal Norwegia itu.

"Kami tidak bisa mengontrak Haaland hanya untuk berada di bangku cadangan. Haaland pemain luar biasa dan fantastis," kata tokoh berusia 75 tahun ini dalam wawancara dengan El Chiringuito, dikutip dari Sportsmole, Jumat (17/6/2022).

Madrid tetap menunjukkan kepercayaan kepada Benzema. Usia penyerang Prancis itu menyentuh angka 34. Namun, sang striker belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Terbukti, sepanjang musim 2021/2022, Benzema sangat produktif. Sang penyerang mencetak 44 gol dan menyumbang 14 assists di berbagai kompetisi. Timnya meraih trofi La Liga Spanyol dan mahkota Liga Champions.

Artinya, dalam waktu dekat, Benzema masih menjadi ujung tombak utama di Madrid. Haaland pun berlabuh di Man City. Tim yang bermarkas di Etihad Stadium, merupakan eks klub ayahnya.

Perez sedikit menyesal lantaran kubunya gagal mendapatkan Mbappe. Ia merasa sang pemain tidak mengkhianatinya. Namun, ia melihat sesuatu yang aneh ketika eks AS Monaco itu berubah pikiran.

"Berkali-kali, Mbappe memberi tahu kami, mimpinya bermain untuk Real Madrid. Tapi kemudian, semua berubah dalam 15 hari karena tekanan politik dan ekonomi," ujar sosok yang sudah dua kali menjadi Presiden Los Blancos ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement