Jumat 17 Jun 2022 16:28 WIB

Elon Musk: Nilai Tesla Bergantung Teknologi Self Driving

Sekitar 830 ribu produk tesla menyumbang angka kecelakaan tertinggi

Rep: meiliza laveda/ Red: Hiru Muhammad
Mobil Tesla di stasiun pengisian daya di Westfield Mall di Bethesda, Maryland, AS, 11 Februari 2022. Perusahaan yang berbasis di California ini menarik hampir 579 ribu kendaraan AS karena fungsi Boombox yang dapat menghalangi kemampuan pejalan kaki untuk mendengar suara peringatan yang diperlukan bahwa mobil itu mendekat.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Mobil Tesla di stasiun pengisian daya di Westfield Mall di Bethesda, Maryland, AS, 11 Februari 2022. Perusahaan yang berbasis di California ini menarik hampir 579 ribu kendaraan AS karena fungsi Boombox yang dapat menghalangi kemampuan pejalan kaki untuk mendengar suara peringatan yang diperlukan bahwa mobil itu mendekat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--CEO Tesla Elon Musk mengatakan nilai Tesla bergantung pada teknologi self-driving. Jika itu tidak dapat dikembangkan, perusahaan tidak bernilai apa pun.

Dalam wawancara belum lama ini, Musk mengatakan ingin memperbaiki sejumlah masalah dengan kendaraan Tesla, termasuk meningkatkan browser web bawaan mobil dan fokus pada penyelesaian self-driving. Menurut dia, self-driving merupakan fitur penting.

Baca Juga

Belum lama ini, kemampuan Tesla itu dipertanyakan. Badan Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat (NHTSA) melaporkan dari Juli tahun lalu hingga 15 Mei, kendaraan yang menggunakan Autopilot, Full Self-Driving, Traffic Aware Cruise Control, atau sistem bantuan pengemudi lainnya mengalami 273 kecelakaan.

Tesla memiliki sekitar 830 ribu kendaraan dengan sistem di jalan yang memberikan rasio kecelakaan tertinggi untuk kendaraan self-driving. Produsen mobil berikutnya yang tertinggi adalah Honda. Honda melaporkan 90 kecelakaan menggunakan sistem bantuan pengemudi. Posisi selanjutnya diisi Subaru dengan 10 dan semua pembuat mobil lainnya melaporkan lima atau kurang.

Elon Musk mengklaim kecelakaan bukanlah kesalahan Tesla. Sebab, data yang diekstraksi menunjukkan Autopilot tidak aktif dalam tabrakan. Namun, NHTSA mengatakan pihaknya menemukan 16 contoh di mana Autopilot menghentikan kontrol kendaraan kurang dari satu detik sebelum tumbukan pertama.

Fitur Tesla dianggap sebagai sistem bantuan di mana pengemudi selalu bertanggung jawab. Musk juga mengatakan pengembangan mobil self-driving-nya diperlukan karena Tesla harus membuat mobil lebih menarik untuk dibeli daripada pesaing lainnya.

“Masa pakai mobil, sebelum sampai ke tempat barang rongsokan, mungkin 20 tahun. Garansi biasanya akan habis setelah empat tahun dan ada banyak barang yang tidak tercakup dalam garansi. Jika Anda memiliki armada yang mapan, itu berarti 80 persen armada Anda tidak bergaransi. Jadi Anda dapat menjual suku cadang pengganti dengan margin tinggi untuk armada yang ada dan Anda dapat menjual mobil baru Anda dengan margin nol yang efektif,” kata Musk, dikutip Independet, Kamis (16/6/2022).

Musk secara konsisten melewatkan tenggat waktu yang ditetapkan pada teknologi self-driving. Pada tahun 2019, dia yakin Teslas dapat menemukan pengguna di tempat parkir, menjemput, membawa sampai ke tempat tujuan. Namun, pada tahun 2021, Musk membuat klaim lagi, yakni Teslas akan menjadi sepenuhnya otonom pada tahun 2022.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement