Jumat 17 Jun 2022 14:49 WIB

Pos Indonesia Yakin Penyaluran BNT Korban Erupsi Semeru Lancar

BNT berupa uan Rp 1,5 juta itu untuk 1.650 KK di Lumajang terdampak erupsi Semeru.

Petugas Pos Indonesia diberi amanat menyalurkan Bantuan Non Tunai (BNT) oleh Palang Merah Indonesia (PMI) kepada warga terdampak Gunung Semeru.
Foto: Istimewa
Petugas Pos Indonesia diberi amanat menyalurkan Bantuan Non Tunai (BNT) oleh Palang Merah Indonesia (PMI) kepada warga terdampak Gunung Semeru.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- PT Pos Indonesia (Persero) telah membuktikan keandalan dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) yang diamanatkan oleh pemerintah. Kali ini, Pos Indonesia diberi amanat menyalurkan Bantuan Non Tunai (BNT) oleh Palang Merah Indonesia (PMI).

BNT tersebut berupa uang tunai Rp 1,5 juta untuk 1.650 kepala keluarga terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. PMI menargetkan penyaluran bantuan selesai dalam 14 hari.

Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal R Djoemadi menyanggupi permintaan PMI. Bahkan, dia meyakini, jajarannya sanggup menyelesaikan penyaluran dalam tiga hari.

“Insya Allah, dua atau tiga hari sudah selesai. Kami telah menyiapkan beberapa strategi penyaluran," ujar Faizal dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (17/6/2022)

Pernyataan Faizal tersebut diamini oleh EVP Regional V Pos Indonesia Kiagus Muhammad Amran. Berbekal pengalaman sukses menyalurkan bansos dari Kementerian Sosial (Kemensos) kepada 18,8 juta keluarga penerima manfaat di seluruh Indonesia, membuat Amran optimistis Pos Indonesia akan mampu menunaikan tugas dari PMI dengan baik.

 

photo
EVP Regional V Pos Indonesia Kiagus Muhammad Amran. - (Istimewa)

 

“Pekerjaan ini mirip dengan penyaluran bansos, lengkap dengan foto wajah (face recognition) dan geotagging penerima. Datanya bisa dipertanggungjawabkan,” tutur Amran.

Adapun penyaluran bantuan kepada korban bencana dalam bentuk uang tunai ini disebutkan Amran, merupakan kebijakan terkini PMI.

“PMI kebijakannya tidak lagi menyalurkan bantuan dalam bentuk non tunai, tapi sudah berbentuk uang supaya masyarakat bisa membeli di sana sekaligus menggerakkan perekonomian setempat,” katanya.

Sebelum menyalurkan BNT kepada keluarga terdampak bencana, Pos Indonesia berkoordinasi dengan PMI dan pemerintah daerah (pemda) setempat terkait validasi data calon penerima.

“Kami berkoordinasi dengan PMI dan pemda setempat untuk memvalidasi data penerima, setelah itu dilakukan penyaluran bantuan,” ujat Amran.

Sukses penyaluran bansos sembako dan migor

Sebelum ditunjuk PMI menyalurkan BNT kepada keluarga terdampak bencana, Pos Indonesia khususnya di Regional V telah mencetak sukses penyaluran bansos sembako dan minyak goreng dari Kemensos.

”Kami menyalurkan bansos sembako periode April, Mei, Juni, serta bansos minyak goreng. Penyaluran bansos minyak goreng sudah 100 persen untuk alokasi hingga Juni,” kata Amran.

Tak hanya memastikan bansos tiba di tangan keluarga penerima manfaat, Pos Indonesia juga melengkapi data dengan melakukan perekaman lokasi rumah penerima (geotagging) dan memastikan penerima tepat sasaran melalui face recognition (memotret wajah penerima).

“Untuk geotagging sudah 90 persen. Sisanya yang belum yaitu rumah penerima yang berada di kepulauan dan pegunungan. Target kami pada akhir Juni, selesai,” ucapnya.

Sebagai informasi, Regional V meliputi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat dengan karakteristik wilayah berupa perkotaan, pedesaan, pegunungan, kepulauan.

Melihat topografi wilayah demikian, tak heran bila petugas mengalami sejumlah kendala di antaranya kondisi alam misalnya banjir, jarak antar rumah sangat jauh sehingga membuat petugas terpaksa menginap di lokasi.

“Semua data harus terekam dengan baik. Oleh karena itu untuk alokasi 4,2 juta penerima, kami menyiapkan 42 ribu petugas dengan asumsi 100 penerima dilayani satu petugas,” ujar Amran.

Selain menyiapkan sumber daya manusia (SDM), Pos Indonesia juga didukung penggunaan teknologi dalam menyukseskan penyaluran bansos. “Kami menggunakan aplikasi yang dikategorikan sebagai core banking. Bisa langsung mendeteksi wajah penerima (face recognition) dan geotagging lokasi rumah penerima yang kekuratannya terjamin. Dashboard pun realtime, sehingga data bisa langsung diakses kapan pun,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement