Kamis 16 Jun 2022 10:23 WIB

Koalisi AS Tahan Pemimpin Senior ISIS di Suriah

Koalisi AS telah menahan seorang pemimpin senior kelompok ISIS di Suriah

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) mengatakan, telah menahan seorang pemimpin senior kelompok ISIS di Suriah selama operasi pada Kamis (16/6/2022) pagi. Koalisi melakukan penyergapan dan serangan menargetkan anggota kelompok yang telah melancarkan serangan pemberontak sejak kekalahannya di medan perang tiga tahun lalu.

"Orang yang ditahan itu dinilai sebagai pembuat bom berpengalaman dan fasilitator yang menjadi salah satu pemimpin tertinggi kelompok itu di Suriah," kata pernyataan itu.

Menurut koalisi AS, tidak ada warga sipil yang terluka selama operasi atau kerusakan pesawat. Namun, tidak merinci di bagian mana Suriah serangan itu terjadi.

Seorang juru bicara kelompok pemberontak Suriah yang didukung Turki mengatakan sebelumnya, pasukan koalisi telah melakukan serangan helikopter di desa Al-Humaira di selatan perbatasan Turki. Operasi pertama dari jenisnya di daerah tersebut.

Juru bicara Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki Mayor Youssef Hamoud mengatakan, helikopter Chinook dan Black Hawk buatan AS terlibat. Dia mengatakan keadaan pastinya tidak jelas pada saat itu.

"Ini adalah operasi pendaratan helikopter (AS) pertama yang terjadi di daerah-daerah di bawah kendali SNA," kata Hamoud.

Sebuah sumber yang berhubungan dengan pemberontak di daerah itu mengatakan bentrokan meletus selama operasi itu.

Pasukan khusus AS pada bulan Februari melakukan serangan helikopter di provinsi Idlib Suriah yang dikendalikan oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Serangan ini menyebabkan kematian pemimpin ISIS Abu Ibrahim Al-Hashemi Al-Quraishi. Quraishi telah memimpin kelompok itu sejak kematian pendirinya Abu Bakr al-Baghdadi, yang juga tewas ketika dia meledakkan bahan peledak dalam serangan AS pada 2019.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement