Rabu 15 Jun 2022 20:30 WIB

Jamaah Haji Asal Embarkasi Aceh yang Meninggal di Pesawat tak Tergolong Risti

Jamaah haji asal embarkasi Aceh meninggal di pesawat

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Kronologi Jamaah Haji Asal Embarkasi Aceh Meninggal di Pesawat. Foto:  Calon haji kloter pertama embarkasi Aceh berada dalam pesawat Garuda Indonesia yang akan menerbangkan para jamaah menuju Madinah, Arab Saudi di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Rabu (15/6/2022). Embarkasi Aceh pada musim haji 1443 H atau tahun 2022 akan memberangkatkan 2.023 jamaah calon haji yang terbagi dalam enam kelompok terbang (kloter).
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Kronologi Jamaah Haji Asal Embarkasi Aceh Meninggal di Pesawat. Foto: Calon haji kloter pertama embarkasi Aceh berada dalam pesawat Garuda Indonesia yang akan menerbangkan para jamaah menuju Madinah, Arab Saudi di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Rabu (15/6/2022). Embarkasi Aceh pada musim haji 1443 H atau tahun 2022 akan memberangkatkan 2.023 jamaah calon haji yang terbagi dalam enam kelompok terbang (kloter).

IHRAM.CO.ID,MADINAH--Muslim, (52 tahun), jamaah haji asal kloter BTJ (Embarkasi Aceh) 01 meninggal dunia 15 menit sebelum pesawat mendarat di Bandara Madinah, Rabu (15/6/2022). Menurut laporan tenaga kesehatan kloter (TKH) kloter, kondisi jamaah saat masih diembarkasi dan di pesawat dalam kondisi stabil.

"Berdasarkan keterangan dokter kloter jamaah atas nama Muslim ini tidak tergolong dalam jamaah risiko tinggi (resti)," kata dr Muhaimin Munizu kepada Republika, di KKHI, Rabu (15/6/2022). 

Baca Juga

Muhaimin mengatakan, Muslim adalah ketua regu (karu) dari kabupaten Pidi Jaya. Informasinya, satu jam sebelum pesawat mendarat, beliau mengeluh pusing, mual, muntah dan nyeri ulu hati. 

Lalu, oleh dokter kloter kemudian diberikan penanganan awal dengan memberikan obat gastroprotektor (sucralfat syrup), karena kondisi Muslim semakin drop. Akhirnya dipasang akses intravena dengan diberikan cairan NaCl , injeksi obat antimuntah (ondansentron) dan pemberian suplementasi oksigen.

"Tak lama berselang, kondisi semakin menurun, pasien tak sadarkan diri, sehingga dilakukan tindakan resusitasi jantung paru selama beberapa menit sebelum akhirnya dinyatakan meninggal," katanya.

Muhaimin mengatakan, hasil riwayat pemeriksaan kesehatan terdahulu diketahui terdapat riwayat Kardiomegali atau pembesaran jantung, dislipidemia atau kolesterol tinggi dan riwayat penyakit lambung. Berdasarkan analisa dari tim kesehatan KKHI Madinah, penyebab utama kematian pada jamaah tersebut kemungkinan besar diakibatkan oleh adanya serangan jantung atau Acute Coronary Syndrome yang terkadang memiliki gejala menyerupai gangguan lambung.

"Adanya faktor risiko seperti kolesterol tinggi dan pembesaran jantung merupakan penyebab dari kejadian serangan jantung yang bisa dipicu oleh aktivitas berlebih atau kelelahan selama didalam pesawat," katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement