Rabu 15 Jun 2022 15:09 WIB

Ketum Giring: Raja Juli Antoni Kader Terbaik PSI, Cerdas dan Berintegritas

Presiden mengangkat Raja Juli Antoni sebagai Wamen ATR/BPN

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesh.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merasa terhormat dan bangga dengan ditunjuknya Raja Juli Antoni atau Toni menjadi Wakil Menteri (Wamen) Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, (ATR/BPN) mendampingi Menteri Hadi Tjahjanto. Posisi Toni menggantikan kader PSI Surya Tjandra yang sebelumnya juga dipercaya sebagai Wamen ATR/BPN.

“Bro Toni adalah salah seorang kader terbaik PSI, sosok cerdas dan berintegritas. Dulu aktivis mahasiswa, seorang PhD dari Australia. Kami yakin dia mampu berkontribusi besar di posisi wakil menteri untuk membantu Pak Menteri Hadi Tjahjanto,” kata Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga

PSI berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada Toni. PSI menaruh hormat atas kepercayaan Presiden Jokowi kepada salah seorang kader terbaik PSI untuk masuk kabinet.

"Kami akan membantu Pak Hadi dan Bro Toni sekuat tenaga melanjutkan reformasi agraria dan agenda terkait lain, yang sebelumnya dikerjakan Bro Surya Tjandra. Terima kasih, Bro Surya, atas kerja kerasnya selama ini,” kata Giring.

Giring menegaskan, tanah adalah faktor produksi fundamental. PSI akan membantu mewujudkan cita-cita Pasal 33 UUD 1945 agar tanah dapat digunakan untuk meningkatkan sebesar-sebesarnya kesejahteraan rakyat Indonesia.

Toni lahir di Pekanbaru, Riau, 13 Juli 1977. Ia meraih master di The Department of Peace Studies, The University of Bradford, Inggris (2004). Kemudian, mendapat doktor di School of Political Science and International Studies, The University of Queensland, Australia (2010).

Di PSI, Toni menjadi Sekretaris Jenderal DPP pada 2014-2020. Setelah itu diberi amanah menjadi Sekretaris Dewan Pembina. Sebelum masuk politik, ia menjadi peneliti, termasuk menjadi Direktur Eksekutif Maarif Institute (2005-2009).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement