Rabu 15 Jun 2022 12:07 WIB

2.240 UKM di Bangka Belitung Sudah Sertifikasi Halal

Bangka Belitung siap mengembangkan dan mempersaingkan wisata dan industri halal.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Logo Halal. 2.240 UKM di Bangka Belitung Sudah Sertifikasi Halal
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Logo Halal. 2.240 UKM di Bangka Belitung Sudah Sertifikasi Halal

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 2.240 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di tujuh kabupaten/kota Provinsi Bangka Belitung (Babel) telah mendapatkan sertifikasi halal. Capaian ini disebut merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam mengembangkan industri dan pariwisata halal.

"Sebanyak 2.240 UKM di 7 kabupaten/kota Babel sudah melakukan sertifikasi halal (SH). Industri pengolahan 1.781 SH, restoran/katering 297 SH dan rumah potong unggas (RPU) atau rumah potong hewan (RPH) 162 SH," ujar inisiator UMKM halal Babel Abdul Fatah dalam kegiatan Kongres Halal Internasional 2022, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga

Bagi umat Muslim, dalam melakukan perjalanan atau aktivitas sehari yang menjadi poin penting adalah keyakinan apa yang disentuh dan dinikmati adalah halal. Karena itu, ia menyebut diperlukan suatu atribut atau sertifikasi halal yang menegaskan kehalalannya, meski Babel tetap menerapkan pasar terbuka.

Provinsi Babel disebut terus bersiap dan memposisikan diri sebagai wilayah yang akan mengembangkan dan mempersaingkan wisata dan industri halal. Sebanyak 83,9 persen dari total populasi 1.517.850 orang merupakan umat Muslim, yang disebut bisa menjadi salah satu faktor pendukung.

"Ini adalah pondasi yang kuat bagi kita dalam mengembangkan industri halal dan pariwisata halal. Kita sudah dibentengi dengan enam aturan perundang-undangan yang berkaitan dgn pengembanagn dan pembangunan industri halal, baik di Indonesia dan Provinsi Babel," lanjut dia.

Sektor pariwisata, sebagai mana yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam momen lainnya, merupakan hal yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan. Terlebih, jika hal ini dispesifikasikan dalam bentuk wisata halal.

Pada 2019, industri pariwisata diproyeksikan menjadi penghasil negara terbesar di Indonesia, dengan Rp 300 triliun. Masuknya valuta asing (devisa) juga memberikan dampak langsung pada masyarakat.

Pada tahun yang sama, pariwisata Indonesia ditargetkan menajdi yang terbaik di kawasan bahkan di luar ASEAN. Pesaing utama dalam hal ini adalah Thailand dengan pendapatan pariwisata senilai Rp 600 triliun.

Berdasarkan data Global Muslim Traveler Index, State of The Global Islamic Economy Report, Euronews, disampaikan negara tujuan wisata halal dari anggota OKI adalah Malaysia, Indonesia, UEA, Turki, Saudi dan Qatar. Sementara untuk non-anggota OKI adalah Singapura, Thailand, Inggris, Jepang, Taiwan dan Hongkong.

"Kita pada saat ini sudah mulai berjalan, perihal industri halal dan pariwisata halal. Upaya ini juga sudah mulai diterima masyarakat dunia dan internasional," ucap Wagub Babel tersebut.

Lebih lanjut, ia menyebut ada tiga kelompok kebutuhan yang perlu diperhatikan untuk menarik wisatawan Muslim, yaitu wajib, sebaiknya ada, serta jika tidak ada akan semakin baik.

Kebutuhan yang masuk kategori wajib adalah menyediakan makanan halal dan fasilitas ibadah lima waktu. Dalam paparannya, Abdul Fatah menyebut di Babel hal ini sudah terpenuhi, terlihat dari banyaknya rumah ibadah di pinggir jalan yang dibangun swadaya oleh masyarakat.

Kelompok kebutuhan kedua atau yang sebaiknya ada yaitu memperhatikan kesucian bagi umar Islam, agar saat berwisata tidak susah mencari air. Karena itu, ketersediaan toilet yang menggunakan air dan fasilitas layanan selama Ramadhan menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.

Terakhir, hal yang masuk dalam kategori jika tidak ada akan lebih baik yaitu aktivitas non-halal, seperti judi, diskotik dan penjualan alkohol. Di sepanjang jalan di Provinsi Babel, ia menyebut hal-hal tersebut akan sulit terlihat kecuali di lokasi yang diizinkan dan diawasi dengan ketat.

"Terakhir, adanya fasilitas rekreasi terpisah antara laki-laki dan perempuan. Ini yang belum dilakukan di Babel, masih harus ada upaya dan kerja keras," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement