REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam, KH Jeje Zaenudin mengatakan, pada masa khidmat 2015-2020 MUI melalui Komisi Seni Budaya dan Peradaban Islam mengandeng Sutradara dan Produser Film untuk membuat film tentang Buya Hamka.
"Dipilihnya Buya Hamka untuk proyek film pertama, karena banyak sekali nilai-nilai agung dalam perjalanan hidup buya Hamka sebagai ulama, dan sekaligus sebagai Ketum MUI yang pertama," kata Jeje pada Selasa (14/6/2022).
KH Jeje mengatakan, salah satu program besar dari Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam yakni mendorong lahirnya karya seni-budaya Islami yang berkulalitas dan bermanfaat bagi masyarakat. Ini termasuk lahirnya seni film islami.
"Dan perencanaanya sudah dimulai sejak tahun 2016-an. Targetnya tahun 2020 itu sudah bisa mulai tayang dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia," kata Ustadz Jeje.
Kendati demikian, semenjak awal 2020 hingga pertengahan 2022 ini pandemi covid- 19 melanda dunia termasuk Indonesia. Ustadz Jeje mengatakan, proyek penggarapan film Buya Hamka pun sempat tertunda.
Menurut KH Jeje, Film memiliki pengaruh dan dampak yang luas dalam memberi edukasi kepada masyarakat. Apabila konten film tidak diberi muatan pesan-pesan moral, etos kerja, dan norma etika serta budi pekerti yang luhur, film hanya sebatas hiburan yang hampa. Bahkan film juga bisa diisi dengan pesan-pesan negatif yang merusak aqidah dan moral masyarakat.
"Maka MUI yang mempunyai tanggungjawab himayatul umat (menjaga dan mengawal umat) berkepentingan memanfaatkan segala sarana dan media dakwah termasuk melalui media film, untuk nemberi edukasi yang efektif di bidang pembangunan karakter dan akhlak bangsa," kata KH Jeje.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
