Selasa 14 Jun 2022 14:33 WIB

Bertemu Presiden Ceko, Menlu Dorong Peningkatan Kerja Sama Ekonomi

Retno juga membahas berbagai isu kawasan dan global.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (kiri) menyampaikan pidatonya di samping Menteri Luar Negeri Ceko Jan Lipavsky (kanan) selama Dialog Tingkat Tinggi Indo-Pasifik, di Praha, Republik Ceko, 13 Juni 2022.
Foto: EPA-EFE/MARTIN DIVISEK
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (kiri) menyampaikan pidatonya di samping Menteri Luar Negeri Ceko Jan Lipavsky (kanan) selama Dialog Tingkat Tinggi Indo-Pasifik, di Praha, Republik Ceko, 13 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi bertemu dengan Presiden Republik Ceko Milos Zeman di Praha, Ceko, Senin (13/6/2022) waktu setempat. Keduanya membahas berbagai hal terutama pada peningkatan kerja sama ekonomi.

Menlu Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Ceko, Menlu Hungaria, dan Menlu Lithuania. "Sejumlah hal yang kita bahas dalam rangkaian pertemuan bilateral tersebut seperti saya mendorong peningkatan kerja sama ekonomi, baik perdagangan maupun investasi baik dengan individu negara anggota Uni Eropa maupun dengan UE secara kolektif," ujar Retno dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (14/6/2022).

Baca Juga

Retno juga turut menyampaikan keprihatinan Indonesia mengenai diskriminasi terhadap produk kelapa sawit Indonesia. Oleh karenanya Indonesia berharap agar Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU CEPA) dapat diselesaikan.

Sementara khusus dengan Ceko, kedua negara membahas komitmen untuk meningkatkan kolaborasi, mengingat Ceko akan memegang presidensi Uni Eropa mulai bulan depan hingga akhir 2022. Dalam pertemuan bilateral dengan tiga negara, Retno juga membahas berbagai isu kawasan dan global, terutama atau termasuk pembahasan mengenai dampak konflik di Ukraina terhadap kemanusiaan dan ekonomi yang sangat besar, termasuk terkait ketahanan pangan.

"Saya tekankan bahwa dampak ini, dampak perang terhadap ketahanan pangan, sangat dirasakan terutama oleh negara berkembang," ujar Retno.

Retno menekankan bahwa perlu adanya solusi segera khususnya untuk mengatasi krisis pangan dan energi secara global, antara lain memulihkan global supply chain untuk produk makanan dan pupuk dari Rusia dan Ukraina. "Saya sampaikan pula isu ketahanan pangan tentunya juga akan menjadi perhatian presidensi G20 Indonesia,"

"Saya juga kembali tekankan pentingnya semua negara menciptakan situasi yang kondusif agar resolusi damai dapat terus dikedepankan," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement