Senin 13 Jun 2022 20:43 WIB

PKB: Banyak Masukan untuk tak Berkoalisi dengan PKS

Jazilul berpandangan bahwa PKB dan PKS cocok jika bekerja sama.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid mengatakan bahwa penjajakan koalisi dengan partai lain terus terjadi, termasuk dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Meskipun ia juga menerima banyak masukan, agar partainya tak berkoalisi dengan PKS.

"Kami sendiri terus terang, di PKB banyak juga yang memberikan masukan ke saya, 'mbok ya jangan dengan PKS'. Ya itu sebagai masukan kami terima," ujar Jazilul di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (13/6).

Baca Juga

Namun, ia berpandangan bahwa PKB dan PKS yang kerap disebutnya sebagai koalisi semut merah cocok jika bekerja sama. Apalagi keduanya disebutnya memiliki ideologi dan basis yang sama, yakni Islam-nasionalis.

"PKB itu basisnya nasionalis-Islam, PKS Islam-nasionalis kan gitu gitu aja, sama aja tidak ada bedanya. Cuma kalau ini saya bilang semut , arena kecil-kecil yang kumpul, yang kecil-kecill kumpul coba, tapi memberikan harapan kepada masyarakat, satu politik identitas hilang, tidak boleh gontok-gontokan," ujar Jazilul.

Kendati demikian, ia menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan resmi terbentuknya koalisi antara PKB dengan PKS. Pertemuan dengan PKS disebutnya akan terjadi untuk melakukan penjajakan lebih lanjut.

"Tentu ini kan penjajakan, kita kan sudah bertemu juga kan dengan PKS. Soal Mou, soal tanda tangan ya sambil tunggu waktu yang tepat, nyari hari yang bagus, Rabu Pon kek, apa kek, kan gitu," ujar Wakil Ketua MPR itu.

Di samping itu, PKB terus menargetkan agar sang ketua umum partai Abdul Muhaimin Iskandar menjadi calon presiden (capres) di 2024. Meskipun ia mengamini bahwa untuk merealisasikannya, masih membutuhkan partai lain untuk pengusungannya.

"Per hari ini, karena ini mandat Muktamar dan aspirasi semua jajaran PKB, bukan harga mati (untuk partai lain). Buat PKB harga mati (mengusung Muhaimin sebagai capres)," ujar Jazilul.

"Tapi kan PKB sadar diri bahwa suaranya ini baru 10 persen, kecuali PT 10 persen, dah langsung positif sudah. Ini kan 20 persen, jadi kita masih harus mencari 10 persen lagi, dengan PKS aja blm cukup, masih butuh satu partai lagi," sambungnya.

Nawir Arsyad Akbar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement