Senin 13 Jun 2022 15:50 WIB

Puncak Kasus BA.4 dan BA.5 Diprediksi Juli 2022

Pemerintah telah mendeteksi adanya 8 kasus varian BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, puncak kasus dari varian BA.4 dan BA.5 yang sudah terdeteksi di Indonesia akan terjadi antara pekan kedua dan ketiga Juli 2022.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, puncak kasus dari varian BA.4 dan BA.5 yang sudah terdeteksi di Indonesia akan terjadi antara pekan kedua dan ketiga Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, puncak kasus dari varian BA.4 dan BA.5 yang sudah terdeteksi di Indonesia akan terjadi antara pekan kedua dan ketiga Juli 2022. Ia menjelaskan, berdasarkan pengamatan dari Kementerian Kesehatan, gelombang BA.4 dan BA.5 akan mencapai puncaknya satu bulan setelah penemuan kasus pertama.

“Jadi harusnya di minggu kedua Juli minggu ketiga Juli, kita akan lihat puncak kasus dari BA.4 BA.5 ini,” ujar Menkes Budi saat konferensi pers hasil rapat terbatas evaluasi PPKM di Kantor Presiden, Senin (13/6/2022).

Baca Juga

Berdasarkan pengamatan Kemenkes di Afrika Selatan di mana varian ini pertama kali teridentifikasi, puncak dari penularan varian BA.4 dan BA.5 ini diprediksi akan terjadi sekitar 1/3 dari puncak Delta dan Omicron. Sedangkan kasus hospitalisasinya juga mencapai 1/3 dari kasus hospitalisasi Delta dan Omicron.

Sementara, kasus kematiannya diprediksi mencapai 1/10 dari kasus kematian dua varian sebelumnya. Menkes pun menegaskan, meskipun varian BA.4 dan BA.5 juga menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia, namun puncak kenaikan kasus maupun hospitalisasi dan kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan saat puncak Omicron.

 

Saat ini, pemerintah telah mendeteksi adanya 8 kasus varian BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Tiga di antaranya merupakan kasus dari luar negeri atau imported cases dan lima lainnya merupakan kasus transmisi lokal, di mana empat kasus ditemukan di Jakarta dan satu kasus di Bali.

Menkes menyampaikan, dari delapan orang yang tertular BA.4 dan BA.5, hanya satu orang yang bergejala sedang dan belum booster. Sedangkan, tujuh lainnya sudah booster dan tanpa gejala atau gejala ringan.

Dalam ratas ini, Presiden Jokowi menginstruksikan agar kenaikan kasus yang terjadi tetap diwaspadai. Karena itu, pemerintah mendorong masyarakat agar segera melakukan vaksinasi lengkap dan juga booster, serta tetap disiplin protokol kesehatan.

“Jadi arahan beliau yang pertama, vaksinasi booster ditingkatkan terus,” ujar Menkes Budi.

Ia yakin, jika masyarakat siap menghadapi varian baru dengan terus meningkatkan cakupan vaksinasi booster, maka puncak gelombang BA.4 dan BA.5 pun tidak akan tinggi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement