Senin 13 Jun 2022 12:43 WIB

Ekspor Non-Migas Jatim Meningkat Seiring Terkendalinya Pandemi Covid-19

Empat komoditas utama jadi pendorong kenaikan ekspor Jatim

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi berbahan rotan di industri pembuatan rotan, Dusun Petal, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Senin (30/5/2022). Kerajinan rotan berupa kursi, baki, keranjang, nampan hingga pot tanaman tersebut diekspor ke beberapa negara seperti Inggris, Belanda dan Jepang serta dijual dengan harga Rp20 ribu hingga Rp1 juta per buah tergantung jenis kerajinan.
Foto: ANTARA/Rizal Hanafi
Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi berbahan rotan di industri pembuatan rotan, Dusun Petal, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Senin (30/5/2022). Kerajinan rotan berupa kursi, baki, keranjang, nampan hingga pot tanaman tersebut diekspor ke beberapa negara seperti Inggris, Belanda dan Jepang serta dijual dengan harga Rp20 ribu hingga Rp1 juta per buah tergantung jenis kerajinan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, nilai ekspor nonmigas Jatim periode Januari-April 2022 tercatat senilai 7.728,2 juta dolar AS atau tumbuh 19,08 persen YoY.

Khofifah mengatakan, ekspor nonmigas Jatim meningkat seiring pulihnya kondisi perekonomian global yang sempat terdampak Covid-19. Komoditas utama pendorong kenaikan ekspor Jatim adalah perhiasan, tembaga, kayu, serta bahan kimia. 

Baca Juga

“Komoditas utama ekspor non migas april 2022 meliputi kayu 170,3 juta dolar AS dengan kontribusi 170,3 juta dolar, dan tembaga 166,9 juta dolar AS dengan kontribusi 7,99 persen,” kata Khofifah di Surabaya, Senin (13/6/2022).

Khofifah menjelaskan, negara tujuan ekspor non migas Utama pada April 2022 meliputi Amerika Serikat sebesar 344,2 juta dolar AS dengan kontribusi 16,47 persen. Kemudian disusul China sebesar 318,1 juta dolar AS dengan kontribusi 15,22 persen, serta Jepang sebesar 297,3 juta dolar AS dengan kontribusi 14,23 persen.

"Kontribusi negara Eropa dan Asia diprediksi bisa bertambah seiring dengan tumbuhnya laju perekonomian pascapandemi Covid-19,” ujarnya.

Khofifah melanjutkan, peningkatnya ekspor non migas di Jatim menjadi salah satu pendorong laju ekonomi Triwulan I-2022 yang tumbuh 5,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Khofifah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus membangun optimisme dan upaya mewujudkan Jatim Bangkit. Ia meyakini dengan upaya yang sinergi dan kolaboratif dari semua pihak akan mampu menjadi pengungkit kesejahteraan warga Jawa Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement