Senin 13 Jun 2022 12:31 WIB

Mata Uang Iran Capai Titik Terendah Sepanjang Sejarah

Rial Iran telah mengalami penurunan nilai sepuluh kali lipat dalam 5 tahun terakhir

Mata uang Iran anjlok ke level terendah sepanjang masa terhadap dolar AS
Mata uang Iran anjlok ke level terendah sepanjang masa terhadap dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID., TEHERAN -- Mata uang Iran anjlok ke level terendah sepanjang masa terhadap dolar AS pada Ahad (12/6/2022) di tengah melonjaknya inflasi dan kebuntuan kesepakatan nuklir.

Rial melemah menjadi 332.000 terhadap dollar AS untuk pertama kalinya dalam sejarah Iran. Sebaliknya sejumlah mata uang asing semakin kuat melawan Rial.

Mata uang Iran telah mengalami devaluasi lebih dari 25 persen sejak Maret dan penurunan hampir sepuluh kali lipat sejak 2017, situasi yang membuat ketakutan bagi warga Iran.

Penurunan terbaru terjadi di tengah kebuntuan dalam pembicaraan kesepakatan nuklir antara Iran dan Barat, beberapa hari setelah badan pengawas nuklir PBB yang beranggotakan 35 orang mengadopsi resolusi yang mengecam Iran atas kegiatan nuklirnya.

Sebagai tanggapan, Iran mengubah kamera pengintai Badan Energi Atom Internasional yang beroperasi di luar perjanjian dan memasukkan gas ke sentrifugal IR-6.

Mata uang Iran memiliki kurs resmi dan tidak resmi.

Sementara tingkat tidak resmi melonjak secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, tingkat resmi yang ditetapkan oleh bank sentral tetap tidak berubah di sekitar 42.000.

Rial telah mengalami penurunan nilai sepuluh kali lipat sejak 2017 ketika diperdagangkan di sekitar 33.000, yang oleh analis pasar dikaitkan dengan faktor internal dan eksternal.

Pada 2015, ketika Iran dan AS menandatangani kesepakatan nuklir penting, rial diperdagangkan sekitar 35.000. Penurunan mengejutkan dipicu oleh langkah mantan Presiden AS Donald Trump untuk menarik negaranya keluar dari kesepakatan dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.

Pembicaraan antara Iran dan negara-negara Barat untuk menghidupkan kembali kesepakatan telah dihentikan karena ketidaksepakatan utama antara Teheran dan Washington.

Terakhir kali mata uang Iran mencapai angka 330.000 di pasar bebas yakni pada Oktober 2020 di tengah ketegangan dengan AS dan gelombang ketiga pandemi Covid-19.

Pada bulan Desember tahun lalu, Presiden Iran Ebrahim Raisi menginstruksikan para pejabat u mengidentifikasi elemen yang mengganggu pasar valas setelah rial sempat mencapai angka 300.000.

Pada saat itu, pejabat perbankan bersikeras bahwa devaluasi rial tidak terkait dengan cadangan devisa negara, sementara kantor berita yang dekat dengan badan keamanan utama Iran menuduh "tangan jahat" mengganggu pasar mata uang.

Dalam beberapa bulan terakhir, inflasi telah melonjak secara mengkhawatirkan di mana harga komoditas dasar dan perumahan menyentuh rekor tertinggi, yang menyebabkan protes di beberapa bagian negara.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/mata-uang-iran-capai-titik-terendah-sepanjang-sejarah/2612104
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement