Ahad 12 Jun 2022 19:19 WIB

Nelayan Pantura Indramayu Diimbau Waspadai Rob

Nelayan di Pantura Indramayu dimbau untuk mewaspadai banjir rob di wilayah itu.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Banjir rob di Pantura Jawa. (ilustrasi). Nelayan di Pantura Indramayu dimbau untuk mewaspadai banjir rob di wilayah itu.
Foto: istimewa
Banjir rob di Pantura Jawa. (ilustrasi). Nelayan di Pantura Indramayu dimbau untuk mewaspadai banjir rob di wilayah itu.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Nelayan di pesisir pantai Kabupaten Indramayu diimbau untuk mewaspadai gelombang tinggi air laut (rob). Kondisi itu diprediksi terjadi selama beberapa hari ke depan.

Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto, mengatakan, sudah mendapat informasi mengenai potensi banjir pesisir (rob) di wilayah pesisir, yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Baca Juga

Dalam informasi itu disebutkan rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia pada 11-23 Juni 2022. Salah satunya di pesisir utara Jawa Barat, yang berpotensi mengalami rob pada 12-17 Juni 2022.

"Kami sudah mengimbau nelayan untuk waspada," kata Dedi kepada Republika, Ahad (12/6/2022).

Dedi mengatakan, jika gelombang sedang tinggi dan angin kencang, nelayan diimbau tidak melaut. Sedangkan bagi nelayan yang sedang berada di laut, diharap segera menepi.

Dedi menyebutkan, sebagian besar nelayan kecil di Kabupaten Indramayu saat ini tidak melaut. Selain membahayakan, kondisi cuaca seperti sekarang juga membuat ikan-ikan berenang menjauh dari tepian.

"Daerah tangkapan jadi semakin jauh. Sedangkan harga ikan tidak stabil bahkan cenderung turun," kata Dedi.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Republika, rob sudah mulai terlihat kembali di pesisir pantai Karangsong. Meski demikian, rob tidak separah akhir bulan lalu.

Sementara itu, dalam siaran persnya yang disampaikan pada 8 Juni 2022, BMKG menjelaskan, berdasarkan citra satelit altimetry, tinggi muka air laut menunjukkan adanya anomali positif yang berpotensi menyebabkan banjir pesisir lebih tinggi.

Bersamaan dengan itu, adanya fenomena super full moon, yakni fase bulan purnama yang bersamaan dengan fase pasang air laut tertinggi pada 14 Juni 2022, berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut.

Meski demikian, potensi rob itu berbeda waktu (hari dan jam) di setiap wilayah yang terdampak. Masyarakat pun diimbau untuk waspada dan siaga menghadapi dampak dari kondisi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement