Ahad 12 Jun 2022 12:06 WIB

Kasus Positif dan Terduga PMK di Kota Bandung Terus Bertambah

Terdata sebanyak enam kelurahan yang terkonfirmasi maupun terduga terinfeksi PMK.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Andi Nur Aminah
Penjual sapi mengecek kesehatan hewan di lapak penjualan hewan (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penjual sapi mengecek kesehatan hewan di lapak penjualan hewan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar melaporkan terjadinya penambahan jumlah hewan yang terkonfirmasi positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun yang masih berstatus terduga dan masih menunggu hasil uji dari Balai Veteriner Subang. Menurut data terakhir DKPP, per Kamis (9/6/2022), terdata sebanyak enam kelurahan yang terkonfirmasi maupun terduga terinfeksi PMK. Antara lain kelurahan Cisurupan dan Palasari di Kecamatan Cibiru, kelurahan Babakan Ciparay dan Sukahaji di Kecamatan Babakan Ciparay dan  kelurahan Caringan dan Cigonddewah Kaler di Kecamatan Bandung Kulon. 

“Kalau dari kelurahan Cisurupan itu ada 69 ekor yang terdiri dari sapi perah 42 ekor, sapi potong 23 ekor, kalau yang terduga (masih menunggu uji klinis) 83 ekor, terdiri atas sapi perah 35 ekor, 48 ekor sapi potong,” kata Gin Gin saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (12/6/2022). 

Baca Juga

“Kalau Palasari masih terduga semua, ada 42 ekor sapi potong,” sambungnya. 

Sedangkan di kecamatan Babakan Ciparay, yang menjadi wilayah pertama terdeteksinya PMK di Kota Bandung, kini memiliki 84 ekor sapi yang dinyatakan positif. Sedangkan di kelurahan Sukahaji 51 ekor diduga memiliki gejala PMK dan tengah menunggu hasil uji klinis. 

Sementara di Kecamatan Bandung Kulon, tercatat kenaikan yang cukup signifikan, dari 18 ekor yang dinyatakan positif, kini bertambah menjadi 34 ekor, dimana 33 di antaranya berasal dari Kelurahan Caringin dan satu lainnya berasal dari Kelurahan Cigondewah Kaler. 

“Tapi 31 ekor di Kecamatan Babakan Ciparay telah dinyatakan sembuh setelah melalui proses isolasi dan perawatan intensif,” kata Gin Gin.

Dia menjelaskan, karantina dan pengobatan secara intensif merupakan kunci percepatan kesembuhan hewan yang terinfeksi PMK. Meski mengaku masih memiliki stok obat-obatan yang mencukupi, namun Gin Gin tetap mengharapkan bantuan penambahan obat-obatan dan alat kesehatan untuk pengentasan penyakit yang menyerang hewan berkuku belah ini. 

“Kalau sampai hari ini, dengan kasus yang ada, insya Allah masih cukup, dari mulai vitamin, mineral, injeksi. Tapi dengan masifnya perkembangan kasus, kita lumayan kekurangan juga dan kita sudah menghitung sebetulnya berapa yang dibutuhkan dan sudah kita laporkan dan ajukan juga ke pemprov untuk menambahan pasokan obat-obatan ke depannya,” kata Gin Gin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement