Sabtu 11 Jun 2022 10:38 WIB

Nio akan Buat Paket Baterai Mobil Listrik yang Dikembangkan Sendiri pada 2024

Baterai mobil listrik buatan Nio ini akan dihargai sekitar 200 ribu-300 ribu yuan.

Mobil listrik Nio buatan China.
Foto: www.wikimedia.com
Mobil listrik Nio buatan China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen mobil listrik China Nio akan mulai membuat paket baterai tegangan tinggi yang telah dikembangkan sendiri pada 2024, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan profitabilitas dan daya saing menghadapi pesaing seperti Tesla. Nio, berencana untuk mulai memproduksi paket baterai 800 volt pada paruh kedua tahun 2024, kata Ketua William Li kepada analis melalui telepon sebagaimana dikutip Reuters pada Sabtu (11/6/2022).

Sebagian besar kendaraan listrik beroperasi dengan baterai 400 volt sementara mobil listrik Porsche Taycan ditenagai oleh paket baterai lithium-ion 800 volt, yang mengisi ulang lebih cepat.Li mengatakan bahwa Nio juga berencana untuk menggunakan kombinasi baterai yang diproduksi sendiri dan bersumber dari luar dalam jangka panjang, sebuah rencana yang mirip dengan Tesla.

Baca Juga

Li mengatakan Nio berencana menggunakan paket baterai yang diproduksi sendiri untuk merek pasar massal barunya, yang diharapkan siap dijual pada paruh kedua tahun 2024. "Model-model baru ini diperkirakan akan dihargai sekitar 200 ribu hingga 300 ribu yuan,"  kata dia menambahkan.

Nio mengatakan biaya baterai akan meningkat pada kuartal kedua setelah perpanjangan pada bulan April dari perjanjian dengan pemasok baterai tunggal CATL.Perusahaan mengatakan bahwa kerugian bersih menyempit menjadi 1,8 miliar yuan pada kuartal pertama dari 4,9 miliar tahun sebelumnya.

Namun, Nio memperkirakan pengiriman pada kuartal yang berakhir 30 Juni antara 23.000 dan 25.000 kendaraan, turun dari 25.768 pada kuartal pertama, yang mencerminkan penurunan umum produksi oleh pembuat mobil besar sebagai akibat dari penguncian COVID-19 selama dua bulan di Shanghai. Saham Nio yang terdaftar di AS, yang ditutup turun 7,7 persen pada Kamis, telah kehilangan 44 persen nilainya sepanjang tahun ini.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement