Rabu 15 Jun 2022 09:44 WIB

Belajar Manajemen Masjid Jogokariyan

Belajar Manajemen Masjid Jogokariyan

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Belajar Manajemen Masjid Jogokariyan - Suara Muhammadiyah
Belajar Manajemen Masjid Jogokariyan - Suara Muhammadiyah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Jamaah Kajian Malam Jumat Al Kahfi Masjid Darussalam Kutoarjo mengadakan kunjungan religi dan studi belajar manajemen kemasjidan di Masjid Jogokariyan Mantrijeron Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta. H. Waziruddin Koordinator kunjungan menyampaikan bahwasanya agenda dimaksudkan refresh dan memberikan gambaran berkaitan dengan manajemen masjid Jogokariyan yang sudah teruji serta berdasarkan pendataan lengkap turut memberdayakan masyarakat lingkungan sekitar masjid dengan berbagai macam programnya.

“Temen-temen sangat terkesan dengan manajemen Masjid Jogokariyan. Yang paling menarik yakni tentang manajemen keuangan. Jadi konsepnya manajemen keuangan yakni 0 rupiah artinya bukan berarti 0 tetapi  semua infaq, zakat shodaqoh sudah terprogram. Misalkan ada uang untuk membangun masjid jadi sudah diprogram. Semua uang terkumpul untuk pembangunan masjid begitu. Kemudian sedemikian rupa masjid Jogokariyan bisa memberdayakan masyarakat setempat untuk berpartisipasi membesarkan masjid meramaikan masjid dan timbal balik masjid juga memberikan kontribusi kepada warga setempat kemanfaatan. Sehingga seluruh warga kampung jogokariyan itu merupakan jamaah masjid. Kami dari kutoarjo, kami ingin studi banding yang insyaaAllaah ilmu yang bisa kami terima dari masjid Jogokariyan akan kami terapkan di masjid,”ungkap Waziruddin.

Beliau berharap bahwa kunjungan ini mampu memberikan inspirasi positif dan dapat diterapkan pula oleh Jamaah Kajian Malam Jumat Al Kahfi di Kutoarjo.

“Harapannya teman-teman kami bisa berubah, khususnya jamaah Masjid Darussalam Kajian Malam Jumat Al Kahfi sedikit demi sedikit bisa berubah untuk mengambil nilai-nilai positif Masjid Jogokariyan.” harapnya.

Masjid yang terletak di Jalan Jogokariyan Nomor 36, Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut memiliki motto Dari Masjid Membangun Ummat. Sejarah masjid ini berawal dari sebuah langgar kecil di Kampung Pinggiran Selatan Yogyakarta, Masjid Jogokariyan terus berusaha untuk Membangun Ummat dan Mensejahterakan Masyarakat.

Adapun logo Masjid Jogokariyan terdiri atas tiga bahasa, yakni Bahasa Arab, Indonesia, dan Jawa. Ini adalah wujud dari semangat untuk menjadi Muslim yang salih seutuhnya tanpa kehilangan akar budaya. Masjid Jogokariyan berusaha menerapkan manajemen masjid zaman Rasulullah dengan aplikasi di zaman modern dan dengan inovatif sehingga bisa diterima oleh masyarakat.

Tim kunjungan langsung disambut secara langsung oleh Perwakilan Tim Manajemen Masjid Jogokariyan menyampaikan berbagai hal berkaitan dengan kepengurusan takmir masjid, pemetaan, data jamaah, peta dakwah, pengelolaan keuangan, pemberdayaan, kegiatan-kegiatan, kaderisasi, media dakwah, sponsorship, usaha dan sebagainya.

hakikat masjid, misi masjid (yang mengacu pada QS At Taubah ayat 18), sejarah, pengelolaan operasional, pengelolaan keuangan, pengelolaan program, sumber daya manusianya atau kaderisasi dan hal lainnya berkaitan dengan kemasjidan.

Masjid adalah tempat sujud. Masjid adalah sarana “mensujudkan” masyarakat, sujud dan tunduk kepada Alloh SWT, taat kepada aturan-aturan Nya. Artinya masjid untuk membentuk sikap dan perilaku jamaahnya sebagai muslim yang kaffah, berperadaban masjid, dan bukan berperadaban pasar/materialisme.

3 hal penting dalam membicarakan managemen masjid yakni pertama AQIDAH KEMASJIDAN, sebagai dasar keyakinan takmir dan jamaah selaku pemakmur masjid, kedua FILOSOFI KEMASJIDAN, sebagai cara pandang kita tentang masjid dan ketiga TEKNIS PENGELOLAAN MASJID, sebagai cara dalam mencapai kemakmuran masjid.

Ukuran kemakmuran masjid yakni seberapa banyak jumlah jamaah sholat 5 waktunya, Seberapa luas masyarakat menjadikan masjid sebagai sarana beraktivitas dan merasakan kemanfaatannya dan Seberapa jauh masjid dapat membentuk dan membimbing masyarakatnya. Tidak diukur dari luasnya tanah, megahnya bangunan, atau banyaknya saldo kas.

Beberapa Skenario planning Masjid Jogokariyan dengan Konsep dasar teknis pengelolaan masjid yakni pemetaan, pelayanan, pemberdayaan dan pembinaan.

Rangkaian kunjungan juga dirangkai dengan mengunjungi makam KH. A. Dahlan. Makam Pahlawan Nasional Kyai Haji Ahmad Dahlan yang merupakan Pendiri Muhammadiyah di Komplek Makam Islam Karangkajen Yogyakarta. Di samping Makam Kyai Haji Ahmad Dahlan juga terdapat makam lain seperti Kyai Haji Badawi, Kyai Haji Ibrahim, Kyai Haji Noor, dan Aisyah Hilal.

Makam ini berada di Jalan Karangkajen, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya berada di halaman belakang atau sebelah barat dari Masjid Jami’ Karangkajen Yogyakarta. Makam Islam Karangkajen telah bertahun-tahun diziarahi oleh banyak orang.

Makam ini seakan memiliki kesan tersendiri di mata masyarakat luas, tak sekedar pemakaman umum, namun juga bersemayam para pejuang nasional seperti Kyai Haji Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), Fathurohman Fahrawi (Menteri Agama Republik Indonesia Ke-2), AR Fahruddin (Tokoh Muhammadiyah), Hasan Bao (Aktifis), dan Pahlawan Nasional Lafran Pane.

Selanjutnya rombongan berkunjung ke Obyek Wisata Pantai Goa Cemara yang terletak di Dusun Patihan, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini terletak berdampingan dengan Pantai Samas dan Pantai Pandansari. Pantai yang memiliki 11 spot foto menawan ini sangat cocok untuk refreshing melepas kepenatan. (Akhmad Musdani)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement