Jumat 10 Jun 2022 01:41 WIB

Penjualan Volvo Turun Hampir 30 Persen pada Mei

Lockdown di China memukul angka penjualan Volvo.

Volvo XC90.
Foto: Carscoops
Volvo XC90.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volvo Cars melaporkan bahwa penjualan ritel pada Mei sejumlah 45.952 unit. Angka ini turun 28,3 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu, kecuali untuk kendaraan listrik (EV).

Pada Mei, pangsa mobil listrik sepenuhnya tumbuh dari tahun lalu menjadi 7,9 persen. Penjualan model Recharge (listrik) mewakili 33,6 persen dari total penjualan, meningkat 10 poin persentase dibandingkan dengan bulan yang sama 2021.

Baca Juga

"Selama Mei, lockdown terkait COVID-19 di China timur terus menambah lebih banyak tekanan pada rantai pasokan global yang sudah 'tegang', yang mengakibatkan 'hilangnya' produksi," kata Volvo dalam pernyataan resmi belum lama ini.

Namun, Volvo melihat belakangan ini ada tanda-tanda peningkatan pasokan seiring pelonggaran pembatasan terkait COVID-19 secara bertahap. Sinyal ini  memungkinkan peningkatan volume produksi.

"Harapannya, produksi akan semakin meningkat," katanya.

Pesanan mobil full electric Volvo terus meningkat. Namun, lockdown telah berdampak pada produksi mobil listrik penuh pada kuartal kedua dan ini akan berdampak negatif pada pangsa mobil listrik yang dikirimkan pada kuartal ketiga.

Penjualan Eropa untuk Mei mencapai 18.752 unit. Angka ini turun 24,3 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Penjualan mobil Recharge menyumbang 47 persen dari total penjualan di wilayah tersebut selama bulan yang sama.

Penjualan Volvo Cars di AS untuk bulan ini mencapai 9.372, turun 29,1 persen dibandingkan dengan Mei tahun lalu, dengan model Recharge menyumbang 35,7 persen dari total penjualan. Penjualan China turun 43,8 persen pada Mei menjadi 9.488 mobil dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement