Kamis 09 Jun 2022 08:58 WIB

Alasan Sri Lanka Izinkan Haji dengan Syarat Pakai Mata Uang Asing

Sri Lanka terpukul akibat ekonomi memburuk dan sempat larang berangkat haji

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Krisis ekonomi di Sri Lanka (ilustrasi) Sri Lanka terpukul akibat ekonomi memburuk dan sempat larang berangkat haji
Foto: EPA-EFE/CHAMILA KARUNARATHNE
Krisis ekonomi di Sri Lanka (ilustrasi) Sri Lanka terpukul akibat ekonomi memburuk dan sempat larang berangkat haji

IHRAM.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO— Pemerintah Sri Lanka mengizinkan umat Muslim untuk melakukan haji tahun ini asalkan mereka membayar biaya perjalanan dalam mata uang asing. Hal ini karena negara itu tengah menghadapi krisis ekonomi terburuk.

Bulan lalu, asosiasi penyelenggara haji Sri Lanka mengatakan anggotanya akan menangguhkan operasi karena biaya pemberangkatan jamaah ke Makkah diperkirakan mencapai 10 juta dolar AS.

Baca Juga

Jumlah tersebut akan terlalu tinggi untuk ditanggung negara yang sedang berjuang dengan penurunan keuangan terburuk sejak kemerdekaan pada tahun 1948 dan telah gagal dalam pembayaran utang luar negerinya.

Penangguhan itu dicabut secara kondisional oleh Menteri Agama Vidura Wickremanayake pada Selasa, setelah berkonsultasi dengan anggota parlemen Muslim dan Menteri Lingkungan Naseer Ahamed yang juga mengawasi urusan Timur Tengah.

“Atas permintaan kelompok Muslim yang dipimpin oleh Menteri Ahmad, kami telah memutuskan untuk memenuhi kuota jemaah dengan meminta mereka membayar paket haji mereka dalam mata uang asing, yang tidak akan mempengaruhi perekonomian nasional kita,” kata Wickremanayake seperti dilansir Arab News pada Kamis (9/6/2022).

“Saya telah meminta bank sentral untuk menyusun modalitas pelaksanaan haji ini dan mereka akan membantu mereka menemukan jalan yang mudah ke dan dari Makkah tahun ini," katanya.

Tahun ini, negara tersebut telah mengalokasikan kuota 1.585 jamaah untuk melakukan haji, setelah Arab Saudi mengumumkan akan mengizinkan 1 juta Muslim asing dan domestik untuk melakukan perjalanan ke tempat-tempat suci di Makkah.

Meskipun kecil kemungkinan Sri Lanka akan memenuhi seluruh kuota, Ahmed mengatakan pengiriman jumlah peziarah yang dikurangi tahun ini akan membantu negara itu mempertahankan alokasinya. Jumlah tahun ini sudah lebih rendah dari 2019, sebelum pandemi virus corona membatalkan perjalanan haji.

“Karena jamaah haji diminta untuk membayar paket mereka dalam mata uang asing, kami tidak dapat berharap untuk menggunakan kuota penuh tahun ini. Tetapi ada baiknya untuk mengambil beberapa peziarah untuk menjaga kuota Sri Lanka tetap utuh untuk tahun depan juga ketika segalanya akan dilonggarkan. Tiga tahun lalu, kami mendapat kuota haji hampir 4.000 dan tahun ini kami tidak mau ketinggalan 1.585 kuota untuk jamaah haji asal Lanka," katanya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement