Rabu 08 Jun 2022 18:10 WIB

Petrokimia Gresik Dukung Upaya Mengamankan Bahan Baku Pupuk

Saat ini pasokan bahan baku pupuk masih tersedia.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo.
Foto: istimewa
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo.

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK--Petrokimia Gresik bersama holding Pupuk Indonesia memastikan ketersediaan pasokan bahan baku pupuk, phosphate. Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengakui pasokan dan harga phosphate belakangan naik signifikan akibat kebijakan moratorium ekspor pupuk Rusia dan Cina, hingga dampak perang Rusia dan Ukraina.

“Untuk saat ini dapat kami pastikan bahwa pasokan bahan baku pupuk masih tersedia, dan proses produksi berjalan dengan baik dan lancar,” ujar Dwi Satriyo dalam keterangan, Rabu (8/6/2022).

Baca Juga

Dirut Petrokimia menegaskan mendukung upaya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar Indonesia bisa mengamankan pasokan phosphate sebagai bahan baku pupuk NPK. Sebab, Petrokimia Gresik sendiri saat ini menjadi produsen pupuk NPK terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 2,7 juta ton per tahun.

Salah satu upaya yang telah dilakukan Petrokimia Gresik untuk mengamankan pasokan phosphate yaitu menjalin kerja sama dengan Jordan Phosphate Mines Co (JPMC) sejak 2010. Kerja sama ini ditindaklanjuti dengan pendirian perusahaan joint venture PT Petro Jordan Abadi (PJA) yang memproduksi asam fosfat, asam sulfat, granulated gypsum, dan purified gypsum yang beroperasi secara komersil sejak 2015.

JPMC berperan menyuplai batuan phosphate untuk produksi asam fosfat (acid phosphate) di PJA dengan kapasitas 200 ribu ton per tahun. Seluruhnya dimanfaatkan Petrokimia Gresik sebagai bahan baku NPK. “Manfaat dari kerja sama ini tidak hanya ketersediaan stok, tapi juga dapat memperoleh bahan baku yang lebih kompetitif,” tegas Dwi Satriyo.

Hal ini sejalan dengan kerja sama yang baru saja dilakukan Pupuk Indonesia dengan JPMC untuk menjaga pasokan phosphate bagi produsen pupuk nasional. Penandatanganan kerja sama dilakukan Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman dan Chairman JPMC, Mohammad Thneibat serta disaksikan langsung Mentan di Vienna, Austria, beberapa waktu lalu.

Kerja sama ini akan mendorong kesempatan dan kolaborasi dalam tiga bidang strategis. Pertama, program jangka pendek untuk menjamin pasokan phosphate dari JPMC kepada Pupuk Indonesia, sehingga pasokan pupuk stabil dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional. Kedua, program jangka menengah dengan mendorong JPMC untuk menyiapkan skema harga yang disepakati guna menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku pupuk untuk Pupuk Indonesia.

Ketiga adalah program jangka panjang untuk menjalin kerja sama lebih besar lagi, yaitu joint venture industri pupuk di Indonesia. Sebelumnya, Mentan SYL menyampaikan bahan baku NPK seperti phosphate, maupun kalium (KCl), merupakan bahan baku yang memang tidak tersedia dan tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Kedua jenis bahan baku pupuk ini merupakan barang tambang yang terdapat di luar negeri.

“Sehingga dukungan stabilitas pasokan pupuk Indonesia ini juga nantinya berdampak baik pada program ketahanan pangan nasional,” ujar Mentan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement