Rabu 08 Jun 2022 09:58 WIB

Penggemar Liverpool Diminta Laporkan Kasus Kejahatan di Stade de France

Penggemar Liverpool dan Real Madrid menjadi korban serangan geng.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Israr Itah
Polisi berjaga di tribun penonton Liverpool pada final Liga Champions 2022.
Foto: EPA-EFE/YOAN VALAT
Polisi berjaga di tribun penonton Liverpool pada final Liga Champions 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pihak otoritas Prancis meminta para penggemar yang menjadi korban kejahatan di final Liga Champions melaporkan kasusnya. Penggemar Liverpool dan Real Madrid menjadi korban serangan geng.

Serangan tersebut terjadi saat para penggemar meninggalkan Stade de France, Paris usai pertandingan pada bulan lalu. Penggemar mengatakan telah dirampok dan diserang sebelum pertandingan.

Baca Juga

Dilansir dari laman BBC, penggemar Liverpool bisa memberikan laporan berupa formulir pengaduan yang diisi di Kedutaan Besar Prancis di London. Dalam situs kedutaan, ditulis bahwa warga negara asing yang menjadi korban diminta untuk melaporkan kasus tersebut.

"Warga negara asing yang menjadi korban kejahatan selama final Liga Champions pada 28 dan 29 Mei 2022 dapat mengajukan pengaduan pada otoritas kehakiman Prancis," tulis pernyataan Prancis dikutip dari BBC, Rabu (8/6/2022).

"Pengaturan sementara ini mencerminkan keinginan Pemerintah Prancis untuk memberi warga negara asing kesempatan untuk berhubungan langsung dengan otoritas kehakiman Prancis mengenai kejahatan yang mereka alami selama acara itu," lanjut pernyataan itu.

Pengumuman itu muncul satu hari setelah anggota parlemen Inggris mengutuk apa yang dialami pendukung Liverpool. Anggota parlemen Ian Bryne menyebut apa yang terjadi di luar stadion itu sebagai sesuatu yang mengerikan dan kacau.

Kekacauan bukan hanya dialami para penggemar karena serangan geng, melainkan juga polisi yang kejam, buruknya organisasi, dan kepadatan yang terjadi di Paris. UEFA pun turun tangan dengan menugaskan peninjauan independen terhadap apa yang dialami para penggemar menyusul keluhan dari kedua klub ini.

Saat itu pertandingan bahkan tertunda selama setengah jam dengan alasan kedatangan penggemar yang terlambat. Otoritas Prancis menyalahkan adanya penggemar yang datang dengan tiket palsu dan tanpa tiket yang membuat kekacauan sebelum pertandingan.

UEFA meminta maaf pada penggemar kedua klub. Namun apa yang terjadi usai pertandingan memicu perdebatan di Prancis. Petugas Synergie, Patrice Ribeiro menyebut tidak pernah melihat apa yang terjadi usai pertandingan.

"Mereka menyerang wanita, anak-anak, orang tua dan kemudian bergabung dengan kerumunan ketika polisi datang," kata Ribeiro.

Sebelumnya, Real Madrid mengungkapkan bahwa penggemarnya mengalami penyerangan, pelecehan, perampokan dan lainnya yang bahkan membuat penggemar harus dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka. Korban lain bahkan berasal dari nama yang tidak asing termasuk mantan bek Liverpool, Jim Beglin yang terjebak di kerusuhan itu.

"Geng-geng terorganisasi mulai merampok penggemar yang ada di sana. Kami menghadapi tantangan premanisme dalam perjalanan ke Metro. Tidak ada petugas polisi yang terlihat. Menyaksikan banyak serangan tapi tidak menaruh curiga, tercela," kata Beglin.

Bahkan Wali Kota Liverpool Steve Rotheram turut merasakan pencopetan. Ponselnya hilang di dekat stadion, seperti kebanyakan korban lain.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement