Rabu 08 Jun 2022 07:36 WIB

Dua Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB Raih Medali Emas Esai Inovasi Mahasiswa Asia Tenggara

Kejuaraan itu  diikuti 16 tim dari delapan  negara.

Aldi Adi Pratama dan M Ikhsan, mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University meraih  medali emas dalam Kejuaraan Esai Inovasi Mahasiswa Asia Tenggara.
Foto: Dok IPB University
Aldi Adi Pratama dan M Ikhsan, mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University meraih medali emas dalam Kejuaraan Esai Inovasi Mahasiswa Asia Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dua Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University berhasil meraih medali emas dalam Kejuaraan Esai Inovasi Mahasiswa Asia Tenggara yang diselenggarakan di Phnom Penh, Kamboja pada Maret-Mei 2022 lalu. Dua mahasiswa tersebut adalah Aldi Adi Pratama dan M Ikhsan dari Program Studi Manajemen Industri.

Kejuaraan Student Technology Essays For South East Asia Region mengangkat tema Technological Innovation in Science-Based Community Empowerment Planned. Kejuaraan tersebut diikuti oleh 16 tim dari delapan  negara yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei, Indonesia, Vietnam, dan Kamboja.

Aldi Adi Pratama dan M Ikhsan mengangkat inovasi prototipe jam tangan pendeteksi jantung berhenti secara mendadak sekaligus pendeteksi penderita hemofilia. Aldi menyampaikan, judul esai tersebut diangkat sebagai bentuk keprihatinan atas pandangan masyarakat yang menganggap rasa sesak pada jantung adalah hal biasa.  “Penderita hemofilia cenderung takut dalam beraktivitas, dikarenakan kondisi tersebut tidak dapat disembuhkan,” katanya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (7/6).

Mahasiswa IPB University itu menambahkan, kesehatan jantung adalah hal yang nyata dan harus terus dijaga sebelum dinyatakan kritis oleh tenaga kesehatan. Sementara, penderita hemofilia merupakan kejadian yang langka dan menimbulkan rasa ketakutan yang berlebihan bagi penderita.

“Saya menginjak semester enam, atau tingkat akhir, bermimpi menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, dan ingin menjadi bagian dalam penelitian teknik industri terapan. Sekaligus ingin menjadi pegawai dari lembaga asuransi,” terang Aldi.

Ia berharap, akan ada pengembangan teknik dan evaluasi nyata yang serupa pada inovasi prototipe yang dirancangnya. Selain itu, ia berharap kepada lembaga pendidikan dan penelitian di Indonesia, agar terus memperhatikan peserta didik akan keterbatasan kesehatan dalam mengenyam pendidikan.

Bagi Aldi, kompetisi ini merupakan kompetisi terakhir yang ia sumbangkan bagi almamaternya sebelum ia lulus. “Tentunya akan saya emban segala prioritas tanggung jawab, dan menjunjung almamater untuk terus berdedikasi tanpa henti. Saya sangat senang akan tunai tugas  janji bakti kepada perguruan tinggi, saya sangat bersyukur dan terharu atas perolehan medali emas  ini,” katanya.

Namun, bagi Ikhsan yang masih berkuliah di semester 4,  jika ada kesempatan lain, ia ingin mengikuti kompetisi lainnya dan mengembangkan inovasi ini melalui beberapa evaluasi yang lebih nyata. Kelak setelah lulus, Ikhsan bercita-cita ingin menjadi bagian dalam perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan ingin mengabdikan diri untuk menjadi dosen di Sekolah Vokasi IPB University. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement