Rabu 08 Jun 2022 06:24 WIB

Fakultas Peternakan UGM Bangun Pusat Pelatihan Internasional di Ngemplak

Pembangunan gedung ini dimaksudkan untuk kepentingan akademik.

Rep: c01/ Red: Fernan Rahadi
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Global Food Partners untuk membangun gedung pusat pelatihan internasional (international training center) untuk produksi dan manajemen telur cage-free atau umbaran. Peletakan batu pertama diadakan pada Selasa (7/6/2022) di area persawahan Dusun Kalijeruk, Desa Widodomartani, Kecematan Ngemplak, Sleman.
Foto: Fitria Nurochimah
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Global Food Partners untuk membangun gedung pusat pelatihan internasional (international training center) untuk produksi dan manajemen telur cage-free atau umbaran. Peletakan batu pertama diadakan pada Selasa (7/6/2022) di area persawahan Dusun Kalijeruk, Desa Widodomartani, Kecematan Ngemplak, Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Global Food Partners untuk membangun gedung pusat pelatihan internasional (international training center) untuk produksi dan manajemen telur cage-free atau umbaran. Peletakan batu pertama diadakan pada Selasa (7/6/2022) di area persawahan Dusun Kalijeruk, Desa Widodomartani, Kecematan Ngemplak, Sleman.

Pembangunan gedung ini sudah dirintis sejak satu tahun yang lalu. Namun, karena terjadi pandemi Covid-19 maka harus dihentikan sementara. Dekan Fakultas Peternakan UGM, Budi Guntoro mengatakan pembangunan gedung ini dimaksudkan untuk kepentingan akademik.  

"Bagaimana percontohan ini bisa kita bangun supaya menjadi pusat pelatihan internasional di Asia Pasifik,” kata Budi dalam sambutannya di acara peletakan batu pertama, Selasa.

Dalam sambutannya, Budi memberikan apresiasi kepada pihak universitas dalam pendampingannya untuk mencari lahan, mengingat pembangunan gedung ini harus dapat segera dilakukan. Apabila tidak maka proyek percontohan ini akan dialihkan ke universitas lain atau negara lain. 

Sejauh ini, peternakan ayam dengan sistem umbaran baru dapat dilakukan di Cina. UGM menjadi universitas pertama yang terpilih untuk menjadi percontohan sistem tersebut  di kawasan Asia Tenggara. Budi juga menjelaskan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas telur yang dihasilkan oleh ayam embara berbeda jauh dengan ayam yang dipelihara menggunakan sistem kandang baterai.

Selain bekerja sama dengan Global Food Patners, UGM juga menggandeng Universitas Aeres, Belenda untuk memberikan pelatihan. Hal ini dikarenakan Universitas Aeres telah memiliki pengalaman dalam program peternakan dengan sistem umbaran.

Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM, Bambang Agus Kironoto. Dalam sambutannya ia mengatakan Fakultas Peternakan UGM menjadi pusat pelatihan ternak dengan sistem umbaran di Indonesia.

"Ini sebagai salah satu trend setter perguruan tinggi di bidang peternakan di Indonesia. Ini tanggapan atas isu ternak sehingga mencoba menjalin kerja sama dengan Global Food Patners dan Universitas Aeres untuk mengembangkan pusat pelatihan kandang embara," kata Bambang.

Dengan adanya pembangunan gedung ini, Bambang berharap Fakultas Peternakan UGM dapat menjadi salah satu pionir untuk bisa memproduksi telur dengan kualitas yang baik.  Selain itu, ia juga berharap pelatihan ternak dengan sistem umbaran dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi universitas tetapi juga untuk masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement