Rabu 08 Jun 2022 05:39 WIB

Dongkrak Kunjungan Tamu, Pemkab Sleman Dorong Penggelaran Acara di Destinasi Wisata

Pengelola destinasi wisata di Sleman harus menangkap peluang

Penari beraksi pada Festival Van Der Wijck di Tangisan, Banyurejo, Tempel, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (19/3/2022). Festival yang digelar di area bangunan cagar budaya Kanal Van Der Wijck itu menampilkan berbagai kesenian sebagai ajang promosi pertanian dan pariwisata di kawasan Sleman Barat.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Penari beraksi pada Festival Van Der Wijck di Tangisan, Banyurejo, Tempel, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (19/3/2022). Festival yang digelar di area bangunan cagar budaya Kanal Van Der Wijck itu menampilkan berbagai kesenian sebagai ajang promosi pertanian dan pariwisata di kawasan Sleman Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong pengelola destinasi wisata yang ada di wilayah itu untuk mengembangkan kreativitas dengan menyelenggarakan event atraksi wisata dan budaya guna mendongkrak kunjungan wisatawan."Meski belum 100 persen pulih, namun berkaca dari liburan Lebaran dan Waisak bulan lalu, menunjukkan kunjungan wisatawan di Sleman mulai menggeliat," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Selasa (7/6/2022).

Menurut dia, pengelola destinasi wisata di Sleman harus menangkap peluang seiring mulai melandainya pandemi Covid-19 saat ini dengan menggelar event atau atraksi wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan."Saat ini destinasi wisata diperbolehkan untuk menggelar atraksi wisata, tidak dilarang mengadakan event yang menghadirkan banyak wisatawan," katanya.

Baca Juga

Ia mengatakan, hanya saja yang masih perlu diperhatikan dan ditaati pengelola destinasi wisata saat mengadakan atraksi wisata, yakni harus tetap menjalankan protokol kesehatan."Atraksi wisata yang mengundang keramaian telah diperbolehkan. Tetapi protokol kesehatan harus tetap dijaga dengan disiplin. Karena meskipun sudah melandai, namun masih dalam situasi pandemi Covid-19," katanya.

Suparmono mengatakan, selain itu pengelola destinasi wisata, terutama wisata alam dan desa wisata, juga wajib untuk mempersiapkan mitigasi bencana, baik itu SDM maupun sarana prasarananya."Karena meskipun saat ini sudah masuk musim kemarau, namun informasi dari BMKG saat ini merupakan kemarau basah, sehingga potensi turun hujan masih cukup tinggi," katanya.

Ia mengatakan, untuk destinasi wisata yang ada di lereng Gunungapi Merapi, mitigasi bencana terkait aktivitas Gunung Merapi juga harus diperhatikan. Apalagi saat ini aktivitas Gunung Merapi masih pada level Siaga."Sebelumnya kami bekerja sama dengan BPBD Sleman juga telah memberikan pembekalan terkait mitigasi bencana bagi para pelaku pariwisata di Sleman," katanya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement