Rabu 08 Jun 2022 05:26 WIB

Kemenperin: Pandemi Memaksa Global Restarting Aktivitas Ekonomi

Tercatat utilisasi sektor industri nasional telah mencapai 70,30 persen.

Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Doddy Rahadi mengatakan, pandemi Covid-19 yang melanda dunia dalam dua tahun terakhir memaksa seluruh masyarakat global melakukan restarting dan rebooting aktivitas ekonomi.

"Sejauh ini, di masa restarting dan rebooting yang telah berlangsung, industri nasional telah menunjukkan capaian yang tetap kompetitif," kata Doddy saat memberikan sambutan secara daring pada acara Temu Pelanggan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kemenperin di Yogyakarta, Selasa (7/6/2022).

Baca Juga

Capaian industri nasional yang tetap kompetitif itu, menurut dia, ditunjukkan dari data pertumbuhan ekonomi nasional pada 2021 sebesar 3,69 persen secara tahunan (yoy)."Dengan angka pertumbuhan itu, PDB (produk domestik bruto) per kapita Indonesia turut meningkat menjadi Rp 62,2 juta atau setara 3.349 dolar AS, lebih tinggi dari PDB per kapita sebelum pandemi Covid-19 pada 2019 yang sebesar Rp 59,3 juta," katanya.

Selain itu, kata dia, nilai neraca ekspor dan impor yang surplus sepanjang pandemi Covid-19 dengan kontribusi sektor industri nonmigas pada total ekspor sepanjang triwulan pertama sebesar 95,01 persen. Karena itu, kata dia, ini momentum yang tepat menata ulang posisi daya saing industri Indonesia pada rantai nilai global. 

Tercatat utilisasi sektor industri nasional mencapai 70,30 persen. "Restarting dan rebooting state yang dialami semua negara dunia harus dimanfaatkan dengan baik melalui peningkatan produktivitas dan nilai tambah industri, komitmen substitusi impor, belanja produk dalam negeri, dan penguatan daya saing industri dalam negeri," katanya.

Doddy juga memaparkan, capaian ekspor produk batik pada 2020 mencapai 532,7 juta dolar AS dan pada triwulan I 2021 mencapai 157,8 juta dolar AS. Sedangkan untuk industri kerajinan, nilai ekspor pada 2020 mencapai 694,8 juta dolar AS, pada triwulan I 2021 mencapai 190,1 juta dolar AS.

"Dengan pasar utama ekspor barang kerajinan antara lain ke Amerika Serikat, Malaysia, Jepang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement