Selasa 07 Jun 2022 19:15 WIB

Di PBB, Erdogan Sebut Nama Turki Berubah Menjadi Turkiye

Mulai sekarang semua lembaga negara Turki menggunakan nama Türkiye

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, bahwa di PBB nama negara yang diakui secara internasional telah diubah dari Turki menjadi Turkiye.
Foto: AP/Burhan Ozbilici
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, bahwa di PBB nama negara yang diakui secara internasional telah diubah dari Turki menjadi Turkiye.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, bahwa di PBB nama negara yang diakui secara internasional telah diubah dari Turki menjadi Turkiye. Perubahan resmi nama negara ini pun telah dibahas dalam rapat kabinet di ibu kota Ankara pada Senin (6/6/2022) waktu setempat yang dipimpin Erdogan .

Erdogan mengatakan bahwa mulai sekarang semua lembaga negara Turki menggunakan nama Türkiye dalam korespondensi mereka. Ia juga menggarisbawahi bahwa Turkiye adalah negara merdeka yang dapat menentukan dan menerapkan prioritas politik dan keamanannya sendiri.

"Turkiye adalah negara yang mampu mengembangkan kebijakan sosialnya sendiri dan mempraktekkannya sebagai negara yang kuat," kata Erdogan dilansir laman Anadolu Agencies, Selasa (7/6/2022).

Sejak beberapa bulan terakhir, pemerintah Erdogan melakukan berbagai cara untuk mengubah nama Turki menjadi Turkiye di mata internasional. Pada 1 Juni lalu, Turki telah mengajukan di PBB tentang pergeseran dari Turki ke Turkiye.

Sementara itu juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mendapat surat dari Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu yang meminta penggunaan "Turkiye" daripada "Turki."

Langkah ini dimaksudkan untuk memperkuat nama Turkiye di panggung internasional dan juga lebih akurat mencerminkan warisannya. Perubahan ini dilakukan negara yang dipimpin Erdogan untuk mengubah citra negara dan memisahkan nama negara dengan sebutan burung dan kata berkonotasi negatif lainnya. Menurut Erdogan penggunaan Turkiye akan menggambarkan budaya dan nilai Turki dengan lebih baik.

Krisis Iklim

Mengenai krisis iklim yang tengah berlangsung, Erdogan mengatakan, Turkiye memperlakukan pembangunan hijau dengan serius dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan sejalan dengan prioritas lingkungan.

"Tujuan kami untuk 2053 merupakan, pada intinya, kegiatan kami untuk memerangi perubahan iklim," katanya. Ia menekankan bahwa Turkiye telah berinvestasi lebih banyak dalam energi terbarukan.

Erdogan juga mengatakan tindakan telah diambil untuk mendukung teknologi bersih yang akan mengurangi emisi industri. Turkiye juga memprioritaskan transportasi bersih dengan investasi di jalur kereta api dan laut.

Presiden juga mengatakan Turkiye, dengan Proyek Zero Waste yang dipelopori oleh ibu negara Emine Erdogan, menargetkan tingkat daur ulang 60 persen. Sedangkan memperluas kawasan hutan adalah prioritas lain untuk negaranya.

"Dengan demikian kami akan memastikan stabilitas karbon. Dari universitas kami ke pusat penelitian kami, kami telah mengerahkan segala cara kami untuk gerakan mobilisasi hijau sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Erdogan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement