Senin 06 Jun 2022 19:52 WIB

PMK Makin Merebak, Daerah Mulai Bentuk Posko

Belum terkendalinya PMK jelang Idul Adha dikhawatirkan pengaruhi pasokan qurban.

Petugas Polsek Kaliwungu dan Kecamatan Kaliwungu memasang rambu peringatan di kandang milik warga di Kecamatan kaliwungu, kabupaten Semarang, Senin (6/6). Pemasangan rambu peringatan ini untuk mencegah penyebaran PMK pada hewan ternak.
Foto: dok. Polesk Kaliwungu
Petugas Polsek Kaliwungu dan Kecamatan Kaliwungu memasang rambu peringatan di kandang milik warga di Kecamatan kaliwungu, kabupaten Semarang, Senin (6/6). Pemasangan rambu peringatan ini untuk mencegah penyebaran PMK pada hewan ternak.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh S Bowo Pribadi, Rusdy Nurdiansyah, Antara

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka posko pengaduan yang tersebar di seluruh daerah guna mempercepat penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak milik warga. "Beberapa upaya dilakukan sebagai langkah penanganan cepat wabah PMK ini, salah satunya membentuk posko tersebar di seluruh daerah. Ini saya minta agar diimplementasikan sampai ke tempat yang mudah dijangkau termasuk nomor WhatsApp, nomornya 082111087606, ini biar disebarkan," kata Ganjar, Senin (6/6/2022).

Baca Juga

Menurut dia, hal tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan Gerakan Jogo Ternak untuk mendampingi peternak dan ternak yang terkena PMK. Berdasarkan data terakhir dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng tercatat total ada 8.286.534 hewan ternak nilainya setara Rp 43,749 triliun, dan dari jumlah tersebut, ternak yang positif PMK sebanyak 264 ekor.

Pengobatan terus dilakukan pada 8.246 hewan ternak yang suspek PMK dan beberapa upaya dilakukan sebagai langkah penanganan cepat wabah PMK. "Ini ternak terduga suspek dari beberapa daerah kita komunikasi juga dengan Jawa Timur, kita juga lihat data di Aceh, di NTB itu ternyata tinggi tinggi dan kita posisinya di bawah 10 ribu ya, ada 8 ribuan," ujarnya.

Orang nomor satu di Jateng itu juga menggandeng kepolisian dan Satgas Pangan untuk mengatur lalu lintas hewan ternak antardaerah dengan harapan bisa mengontrol pergerakan dan menekan penyebaran wabah PMK. "Nanti akan ada komunitas yang kita sebut sebagai bolo ternak agar mereka semuanya bisa mendampingi dan saya minta untuk kerja sama dengan perguruan tinggi dan komunitas bisa membantu pergerakannya," katanya.

Terlepas dari upaya-upaya itu, Ganjar mengimbau seluruh daerah untuk disiplin melaporkan perkembangan kondisi PMK-nya, bahkan surat edaran untuk kepala daerah juga tengah disiapkan terkait pengawasan pasar hewan. "Sekarang yang ada kita minta lapor dan kita terjunkan tim, kita kasih obat dan disinfektan. Kita coba atur lalu lintasnya, jadi obat sedang kita siapkan, vaksin mungkin pertengahan bulan ini dari kementerian, dan kami udah lapor beberapa kali kepada Pak Menteri dan mendukung penuh untuk itu," ujarnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah juga mencoba mengatur dan mengawasi dengan ketat lalu lintas hewan ternak. Obat dan disinfektan sedang disiapkan, vaksin dari Kementerian Pertanian dimungkinkan sudah bisa didapatkan pertengahan bulan Juni ini.

Perkembangan kasus PMK di Depok, Jawa Barat, juga mebuat Pemkot Depok membentuk posko PMK. Posko guna menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Menteri Pertanian Nomor 01/SE/PK.300/M/5/2022 tentang Pengendalian dan Penanggulangan PMK Pada Ternak tanggal 10 Mei 2022. Serta SE Menteri Pertanian Nomor 03/SE/PK.300/M/5/2022 tentang Pelaksanaan Kurban dan Pemotongan Hewan dalam situasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (Foot and Mouth Disease) pada 18 Mei 2022.

"Kota Depok membuat posko pengendalian dan penanggulangan PMK. Bagi pemilik ternak yang ternaknya memiliki gejala PMK ataupun telah melakukan pemasukan ternak dari daerah tertular, maupun terduga PMK mohon agar dapat melapor ke Hotline PMK Kota Depok di nomor kontak 081213305834," Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok Widyati Riyandani.

Berdasarkan data Unit Respons Cepat Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ditemukan sebanyak 45 ekor hewan ternak positif PMK. Hasil itu diketahui melalui hasil pengujian sampel dari laboratorium yang tervalidasi iSIKHNAS atau Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional.

"Untuk kasus positif PMK berjumlah 45 ekor hewan ternak, terduga positif empat ekor dan saat ini terdapat 49 ekor sedang dalam pengobatan," ujarnya.

Lanjut Widyati, kasus positif PMK yang mati kini berjumlah tiga ekor, dan ternak yang sedang dalam pengawasan berjumlah 476 ekor. "Status pengawasan tersebut merupakan jumlah ternak yang berada dalam lokasi yang sama dengan ternak terduga PMK," terangnya.

Menurut Widyati, perkembangan kasus PMK berdasarkan tindaklanjut program surveilans pengendalian dan penanggulangan PMK. Dengan pengambilan sampel swab orofaring dan darah, kemudian dikirim ke laboratorium yang tervalidasi iSIKHNAS. "Adapun kasus positif di tiga kecamatan yaitu Sukmajaya (Kelurahan Cisalak) dan Cimanggis (Kelurahan Pasir Gunung Selatan) dan Cipayung (Kelurahan Cipayung)," ungkapnya.

Atas temuan tersebut, lanjut Widyati, dalam upaya pengendalian dan penanggulangan PMK serta memutus rantai penularan pada level komunitas ternak, pihaknya menganjurkan seluruh pemilik ternak supaya tidak melakukan pemasukan ataupun pengeluaran hewan.

"Kami juga menganjurkan bagi para pemilik ternak untuk memiliki lahan yang cukup sesuai dengan jumlah hewan. Memiliki pagar pembatas agar hewan tidak berkeliaran dan tidak memungkinkan hewan peka lain masuk ke tempat penjualan," imbaunya.

Dia menambahkan, kemudian, menganjurkan untuk menyediakan fasilitas penampungan limbah, limbah tidak boleh dikeluarkan dari tempat penjualan, sebelum dilakukan desinfeksi atau pemusnahan. Selain itu, menyediakan fasilitas dan bahan untuk tindakan pembersihan dan desinfeksi terhadap orang, kendaraan, peralatan, hewan, serta limbah.

"Kami juga menganjurkan pemilik ternak menyediakan tempat isolasi bagi hewan yang terduga terjangkit PMK atau sakit. Termasuk, penyediaan fasilitas pemotongan hewan yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi. Tak lupa tersedia juga tempat pemotongan bersyarat untuk hewan yang tidak dapat diobati atau hewan dalam kondisi ambruk, serta tersedia fasilitas air bersih yang mencukupi," jelas Widyati.

photo
Wabah PMK Hewan Ternak - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement