Senin 06 Jun 2022 16:41 WIB

Junimart: Jangan Benturkan Megawati dengan Jokowi

Junimart mengaku tak mau terprovokasi soal hubungan Jokowi dengan Megawati.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Pertemuan Megawati dan Jokowi di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/6).
Foto: Sekjen Pdip Hasto Kristiyanto.
Pertemuan Megawati dan Jokowi di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Junimart Girsang menegaskan komunikasi antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terus terjalin. Ia meminta agar tak ada pihak yang membenturkan hubungan keduanya.

"Jangan dibenturkan antara Pak Jokowi dengan partai, dengan Ibu Megawati jangan begitu dong. Kita tidak mau juga terprovokasi, ini kan sudah semi tahun politik, tahun depan sudah murni tahun politik, dan sekarang sudah mulai masuk nih," ujar Junimart di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (6/6/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, Jokowi merupakan kader PDIP yang dapat meminta arahan dari pengurus pusat dan Megawati. Menurutnya, kerenggangan tidak boleh terjadi antara kader dengan ketua umum di partai berlambang kepala banteng itu.

"Kalau renggang atau melawan, tentu partai akan melakukan atau mengambil satu sikap, iya kan. Mengingatkan bahkan memecat, kan begitu, kita kan punya anggaran rumah tangga, kita harus paham itu," ujar Junimart.

Menurut Junimart, terkait ketidakhadiran Megawati di sejumlah acara Jokowi, karena setiap orang memiliki agenda masing-masing yang tak dapat diwakilkan. Namun, hal tersebut bukan tanda bahwa hubungan keduanya tengah mengalami kerenggangan.

"Kita harus ambil positifnya lah, jangan langsung kita menyimpulkan ternyata renggang, jangan begitu," ujar Wakil Ketua Komisi II DPR.

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno membantah adanya kerenggangan antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, hubungan keduanya baik-baik saja.

Ketidakhadiran Megawati yang merupakan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam upacara Hari Kebangkitan Pancasila di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), juga bukan merupakan tanda kerenggangan keduanya. "Tidak hadir kan banyak faktor, beliau kan barusan tiba juga dari luar negeri. Itu juga harus diperhitungkan," ujar Pratikno.

Jokowi dan Megawati, jelas Pratikno, tidak memiliki masalah dalam perpolitikan. Ia mengingatkan sekali lagi, hubungan Jokowi dan Megawati jangan "digoreng" menjadi isu liar. "Ya kalau ketemu kan sering (Jokowi-Megawati). Jadi, beliau bertemu kan sering, jadi tidak usah dibawa macam-macam," ujar Pratikno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement