Senin 06 Jun 2022 16:37 WIB

Jokowi Minta Perluasan Ekspor Produk Indonesia ke Australia

Jokowi menilai penting untuk memperluas akses ekspor produk Indonesia ke Australia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Anthony Albanese bersepeda pagi menuju Resto Raasaa untuk melakukan tete-a-tete pada Senin (6/6/2022).Kedua pemimpin negara tersebut sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral, terutama di bidang ekonomi.
Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Anthony Albanese bersepeda pagi menuju Resto Raasaa untuk melakukan tete-a-tete pada Senin (6/6/2022).Kedua pemimpin negara tersebut sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral, terutama di bidang ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Kedua pemimpin negara tersebut sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral, terutama di bidang ekonomi.

"Dalam pertemuan bilateral tadi kita membahas dua isu besar, yaitu upaya memperkuat kerja sama bilateral dan saling tukar pendapat mengenai isu di kawasan dan dunia. Mengenai isu-isu bilateral kita lebih fokus kerja sama mengenai kerja sama ekonomi," kata Jokowi saat memberikan pernyataan pers bersama di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6/2022).

Baca Juga

Jokowi pun menyampaikan, pentingnya perluasan akses ekspor produk Indonesia dengan nilai tambah tinggi ke Australia, misalnya saja untuk produk otomotif. Ekpor perdana mobil CBU buatan Indonesia ke Australia pun telah dilakukan pada Februari lalu.

"Saya mengharapkan akses ekspor seperti ini akan terus terbuka," ujarnya.

Selain itu, dalam pertemuan bilateral ini, Presiden Jokowi juga mendorong implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA), terutama terkait kesempatan WNI untuk bekerja di Australia. Jokowi mendorong agar kuota working holiday visa dapat ditingkatkan menjadi 5.000 peserta per tahun.

Di bidang pendidikan dan kesehatan, Jokowi menyambut baik pembukaan Monash University di BSD. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan investasi Australia dalam pengembangan SDM berketrampilan tinggi di Indonesia. Presiden juga menyampaikan apresiasinya terhadap investasi Aspen Medical untuk membangun 23 rumah sakit dan 650 klinik di Jawa Barat yang senilai satu miliar dolar AS selama 20 tahun.

Di bidang ketahanan pangan, Jokowi dan PM Albanese juga membahas upaya untuk menjaga keberlanjutan rantai pasok pangan, termasuk gandum di tengah situasi dunia yang sulit. Jokowi mengatakan, kerja sama peningkatan kapasitas di bidang food processing, food innovation dan rantai pasok penting untuk diperkuat.

"Saya juga menekankan pentingnya MoU pertanian antara kedua negara segera diimplementasikan," tambah Jokowi.

Dalam pertemuan bilateral ini, kedua pemimpin negara juga sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang energi dan perubahan iklim. Jokowi pun menyambut baik inisiatif PM Albanese terkait kemitraan infrastruktur dan ketahanan iklim Indonesia-Australia dengan dana hibah awal senilai 200 juta dolar Australia.

"Saya juga menyambut baik komitmen investasi Fortescue Metals Group di bidang hidro power dan geothermal senilai 10 miliar dolar AS. Dan Sun Cable di bidang energi senilai 1,5 miliar dolar AS," ujar dia.

Jokowi mengatakan, hubungan bilateral Indonesia dan Australia memiliki dua dasar pondasi yang kuat, yakni kemitraan strategis komprehensif sejak 2018 dan Indonesia-Australia CEPA yang mulai berlaku pada 2020. Menurutnya, dua pondasi tersebut sangat penting bagi kedua negara untuk terus memperkokoh kerja sama bilateral yang saling menguntungkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement