Senin 06 Jun 2022 15:45 WIB

Warga Miskin Kota Bogor Terus Bertambah, Ini Kata Bima Arya

Pada 2021 jumlah warga miskin di Kota Bogor tembus 80,09 ribu jiwa

Rep: shabrina zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah warga memancing di kawasan permukiman padat penduduk di bantaran Sungai Cisadane, Pancasan, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/11/2021). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan angka kemiskinan bisa turun 0,5 persen di tahun 2022 dari persentase kemiskinan saat ini yang mencapai 10,14 persen.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah warga memancing di kawasan permukiman padat penduduk di bantaran Sungai Cisadane, Pancasan, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/11/2021). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan angka kemiskinan bisa turun 0,5 persen di tahun 2022 dari persentase kemiskinan saat ini yang mencapai 10,14 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Jumlah warga miskin di Kota Bogor terus bertambah selama dua tahun terakhir. Kondisi itu terjadi terutama selama pandemi Covid-19 yakni pada rentang waktu 2020 hingga 2021. 

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor, sempat menyebut peningkatan angka kemiskinan di Kota Bogor pada dua tahun terakhir lebih disebabkan karena angka kemiskinan nasional yang juga meningkat. Padahal, sebelum adanya pandemi Covid-19, angka kemiskinan di Kota Bogor sudah mengalami penurunan.

Baca Juga

Tercatat, sejak 2013 hingga 2019 jumlah warga miskin di Kota Bogor terus menurun. Pada 2013 jumlah warga miskin di Kota Bogor ada sebanyak 83,3 ribu jiwa, pada 2014 menjadi 80,1 ribu jiwa.

Satu tahun setelah Wali Kota Bogor Bima Arya, berpasangan dengan Usman Hariman menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Bogor, pada 2015 pasangan tersebut mampu menekan angka kemiskinan di Kota Bogor menjadi 79.2 ribu jiwa.

Kemudian pada 2016 turun menjadi 77.3 ribu jiwa, dan pada 2017 angka kemiskinan kembali menurun di posisi 76.5 ribu jiwa. Berlanjut pada 2018 turun menjadi 64.85 ribu jiwa dan pada 2019 turun menjadi 63.97 ribu jiwa. 

Namun pada 2020, angka kemiskinan merangkak naik kembali yakni sebanyak 75,04 ribu jiwa. Angka warga miskin tersebut hampir sama dengan angka kemiskinan pada tahun 2015.

Sedangkan pada 2021, jumlah warga miskin di Kota Bogor tembus 80,09 ribu jiwa, atau setara dengan jumlah pada saat Bima Arya awal menjabat.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, tak menampik juka jumlah warga miskin di Kota Bogor bertambah. Namun, ia menyebutkan jika kondisi tersebut terjadi karena pandemi Covid-19 pada 2020 hingga 2021.

Bima Arya menyebut secara umum, tingkat Kemiskinan Kota Bogor dari 2015 hingga 2019 terus menurun. Pada 2015 angka kemiskinan sebesar 7,6 persen menurun menjadi 5,77 persen pada 2019. Namun, akibat Covid-19, angka kemiskinan pada tahun 2020 meningkat dari 5,77 persen menjadi 6,68 persen.

Kondisi tersebut hampir terjadi diseluruh wilayah di Indonesia. Namun Bima Arya mengklaim angka kemiskinan Kota Bogor, lebih rendah dibandingkan dengan angka kemsikinan di Provinsi Jawa Barat sebesar 8,34 persen, dan secara Nasional sebesar 10,19 persen.“Sebenarnya Kota Bogor lebih rendah jika dibandingkan angka kemsikinan Provinsi Jawa Barat, dan Nasional sebesar 10,19 persen,” kata Bima Arya dalam keterangannya, Ahad (5/6).

Menurutnya, adanya pandemi berpengaruh pada peningkatan hingga 6,6 persen pada tahun 2020. Penurunan jumlah warga miskin di Kota Bogor masih belum terjadi hingga saat ini. Meski demikian, ada program dan kegiatan dalam upaya penurunan kemiskinan menjadi salah satu bagian yang diprioritaskan dalam masa pemulihan pasca Covid-19. 

Beberapa program kegiatan, disebutkan Bima Arya, antara lain Program Bantuan Langsung Tunai, Program Keluarga Harapan (PKH), BPJS Kesehatan Bagi warga Miskin, beasiswa anak kurang mampu, Pengembangan kampung tematik, Gerakan Bogor Berkebun, dan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).“Ada juga bantuan pendidikan (ijazah), akses permodalan bagi masyarakat miskin, bantuan hukum bagi warga miskin,” jelasnya.

Pria yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) itu meyakini dengan intervensi melalui sejumlah program tersebut, paling tidak dapat menurunkan jumlah penduduk miskin di Kota Bogor.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement