Senin 06 Jun 2022 07:00 WIB

Umat Hindu Tinggalkan Kashmir Usai Rangkaian Pembunuhan

Tiga umat Hindu telah dibunuh oleh milisi di Kashmir pada pekan ini.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Umat Hindu Kashmir tiba setelah meninggalkan lembah Kashmir yang berpenduduk mayoritas Muslim, di sebuah kamp migran di pinggiran Jammu, India, Jumat, 3 Juni 2022, setelah daerah itu menyaksikan serentetan pembunuhan yang ditargetkan. Pegawai pemerintah Hindu menggelar protes di beberapa daerah, menuntut pemerintah memindahkan mereka dari Kashmir ke daerah yang lebih aman di wilayah Jammu yang didominasi Hindu.
Foto: AP Photo/Channi Anand
Umat Hindu Kashmir tiba setelah meninggalkan lembah Kashmir yang berpenduduk mayoritas Muslim, di sebuah kamp migran di pinggiran Jammu, India, Jumat, 3 Juni 2022, setelah daerah itu menyaksikan serentetan pembunuhan yang ditargetkan. Pegawai pemerintah Hindu menggelar protes di beberapa daerah, menuntut pemerintah memindahkan mereka dari Kashmir ke daerah yang lebih aman di wilayah Jammu yang didominasi Hindu.

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Ratusan umat Hindu telah melarikan diri dari Kashmir yang dikelola India dan masih banyak lagi yang bersiap untuk pergi. Mereka melarikan diri setelah serentetan pembunuhan yang ditargetkan memicu ketegangan di wilayah Himalaya yang disengketakan.

"Sekitar 3.500 orang telah pergi dan lebih banyak lagi akan pergi dalam beberapa hari mendatang," kata Aktivis Pandit Kashmir Sanjay Tickoo dikutip dari The Guardian.

Baca Juga

Sebanyak tiga umat Hindu telah dibunuh oleh milisi di Kashmir pekan ini saja, termasuk seorang guru dan pekerja migran. Peristiwa ini memicu protes massal dan eksodus terbesar umat Hindu dari wilayah mayoritas Muslim dalam dua dekade.

Banyak keluarga Hindu mengatakan, mereka sedang menunggu untuk mendapatkan sertifikat pelepasan bagi anak-anak dari sekolah. Setelah urusan itu selesai, kemudian mereka akan pergi sesegera mungkin.

"Ketakutan meningkat dengan setiap pembunuhan baru. Minoritas menghadapi situasi terburuk di Kashmir," kata Tickoo.

Sekitar 19 warga sipil telah meninggal dunia tahun ini dalam serangan yang ditargetkan di wilayah tersebut. Polisi menyalahkan kelompok milisi yang didukung Pakistan atas pembunuhan tersebut.

Kashmir telah menjadi wilayah yang disengketakan antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan pada 1947. Sementara kedua negara menguasai wilayah itu sebagian, New Delhi dan Islamabad mengklaimnya secara keseluruhan dan sejak tahun 1980-an Kashmir yang dikuasai India telah diguncang oleh kekerasan dengan pemberontakan militan yang setia kepada Pakistan.

Setelah serangkaian serangan, umat Hindu mengatakan mereka diusir dari wilayah tersebut. Ini termasuk orang-orang Hindu Kashmir yang biasa disebut sebagai Pandit. Sebanyak 65.000 di antaranya pertama kali melarikan diri dari lembah dalam eksodus massal pada 1990-an, ketika pemberontakan pro-Pakistan pecah di wilayah tersebut dan  mulai menjadi sasaran.

Pada 2010, beberapa ribu orang Hindu Kashmir telah kembali ke wilayah mayoritas Muslim, terpikat oleh kebijakan rehabilitasi pemerintah yang menyediakan lapangan kerja dan menjaga akomodasi bagi sekitar 4.000 orang. Namun dalam beberapa pekan terakhir, mereka yang kembali memprotes pembunuhan dan menuntut keamanan lebih.

Baca juga : Harga Minyak Dunia Melonjak Setelah Arab Saudi Naikkan Harga

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement