Ahad 05 Jun 2022 19:56 WIB

Erick Dukung Inovasi Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar

Daur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar merupakan kabar menggembirakan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah sampah plastik dikumpulkan relawan di sekitar tanaman bakau (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Sejumlah sampah plastik dikumpulkan relawan di sekitar tanaman bakau (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Gerakan Tarik Plastik atau Get Plastic yang memperjuangkan pengelolaan sampah plastik hingga bisa menjadi bahan bakar untuk kapal, generator, motor, mobil, termasuk juga untuk jadi Gas Propolin untuk kompor dan bahan bakar gas alternatif. Hal ini Erick sampaikan saat menghadiri acara Get Plastic di STAI Al-Karimiyah, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, Ahad (5/6).

"Tadi Pak Kiai juga mendorong keberpihakan pada produk Indonesia dan santri-santri juga ingin menjadi bagian dari inovasi sampah plastik bisa didaur ulang jadi Bahan Bakar. saya sangat mengapresiasi inisiatif ini, tadi acaranya gensetnya pakai dari ulang," ujar Erick.

Baca Juga

Erick menyebut perjalanan dari Jakarta ke Bali bisa menggunakan bahan bakar bersumber sampah plastik merupakan hal yang luar biasa. Erick menegaskan komitmen BUMN dalam mendukung program daur ulang sampah plastik. 

Erick berharap para kepala daerah juga memiliki visi yang sama dengan mengeluarkan peraturan daerah (perda) tentang sampah plastik. Menurut Erick, daur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar merupakan kabar menggembirakan dalam upaya Indonesia mengurangi ketergantungan akan impor BBM.

 

"Alhamdulillah. Hari ini kita berkumpul di STAI Al-Karimiyah Depok untuk dapat jadi Superhero Penyelamat Bumi," lanjut Erick.

Erick mengatakan, selama ini pemerintah, baik Presiden Jokowi, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, telah berupaya menjaga harga BBM agar tidak memberatkan masyarakat. Padahal, harga BBM di seluruh dunia diketahui sedang melonjak tajam.

"Ketika BBM di seluruh dunia harganya lagi mahal, Pertamina tetap dapat dukungan dari Kementerian BUMN, ESDM, dan Kemenkeu, hasil dari tugas yang diberikan bapak Presiden, BBM-nya tidak boleh naik. bayangkan kurang apa pemerintah," ucap Erick.

"Acara ini insyaAllah jadi suatu pertemuan baik karena selama ini kita sudah mengimpor BBM, kalau ternyata sampah plastik ini bisa jadi Bahan Bakar, ini sesuatu yang luar biasa," lanjut Erick.

Erick menugaskan Pertamina untuk melihat inovasi Get Plastic. Erick menilai Indonesia bisa menjadi negara terdepan dalam pemanfaatan sampah plastik untuk energi di masa depan.

"Tinggal saya minta Pertamina untuk lihat skalanya, kadang-kadang sama ketika presiden meluncurkan B30 di mana sawit jadi bagian campuran bensin, awalnya banyak yang menolak ternyata Indonesia jadi negara yang sangat berhasil. Siapa tahu ini juga kita bisa," ungkap Erick.

Gerakan Get Plastic ini merupakan gerakan kebaikan untuk masyarakat. Dari sampah plastik atau limbah lingkungan, bisa diubah jadi suatu manfaat bagi masyarakat dengan menggunakan teknologi dan inovasi.

"Gerakan heroik dan patriotik seperti dilakukan bersama Get Plastic atau di lingkungan STAI Al-Karimiyah Depok diharapkan dapat terus berkontribusi dalam gerakan bersama yang harusnya menjadi tujuan kita semua, yaitu untuk mewujudkan Indonesia yang Maju, Makmur, dan Mendunia," kata Erick.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement