Sabtu 04 Jun 2022 01:07 WIB

Pasukan Muslim Krimea Pro Ukraina Rindukan Tanah Air yang Hilang

Banyak Tatar menentang pencaplokan Krimea oleh Rusia.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Komandan Pasukan Muslim Krimea Isa Akayev bersiap latihan di Kyiv, Ukraina, 28 Mei 2022. Pasukan Muslim Krimea Pro Ukraina Rindukan Tanah Air yang Hilang
Foto: REUTERS/Edgar Su
Komandan Pasukan Muslim Krimea Isa Akayev bersiap latihan di Kyiv, Ukraina, 28 Mei 2022. Pasukan Muslim Krimea Pro Ukraina Rindukan Tanah Air yang Hilang

REPUBLIKA.CO.ID, YASNOHORODKA -- Berdiri di tengah puing hotel yang hangus di pinggir jalan di jalan raya utama dekat Kyiv, Komandan Pasukan Muslim Krimea Isa Akayev menjelaskan motivasinya membangun unit sukarelawan Muslim dan berjuang untuk Ukraina. Tindakan yang disebutnya untuk mendapatkan tanah airnya. 

"Saya hanya ingin kembali ke rumah, ke Krimea," kata Akayev (57 tahun), Rabu (1/6/2022).

Baca Juga

Ayah dari 13 anak yang memiliki janggut panjang beruban dan kepala gundul ini berbicara dengan lembut. Ketika Rusia mencaplok wilayah asalnya dari Ukraina pada 2014, Akayev pindah ke Kyiv dan membentuk batalion Krimea, sebuah unit kecil yang didominasi oleh Tatar Krimea, kelompok Muslim Turki yang berasal dari semenanjung Laut Hitam.

Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, 50 orang unitnya ambil bagian dalam pertempuran di sekitar wilayah Kyiv tetapi sekarang berusaha untuk dikerahkan ke front Selatan untuk berperang di wilayah Kherson yang berbatasan dengan Krimea.

Tujuan utama mereka disebut tidak lain adalah merebut kembali Krimea. Tapi upaya ini terlihat lebih sulit dari sebelumnya setelah sebagian besar wilayah Kherson jatuh di bawah kendali Rusia di awal perang, mendorong pasukan Ukraina mundur lebih dari 100 kilometer dari semenanjung.

Namun motivasi itu cukup untuk menggalang Tatar dan sekutu Muslim Rusia mereka di belakang penyebab Ukraina Hal itu membutuhkan semua tenaga yang bisa dikerahkannya saat perang menuju hari ke-100 dan pasukan Moskow membuat kemajuan yang lambat tapi pasti.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement