Sabtu 04 Jun 2022 03:12 WIB

Kijang Muncul di Sekolah di Ciamis, Ini Kata Pegiat Konservasi

Fenomena munculnya satwa liar di Kelurahan Maleber itu baru pertama kali terjadi

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Seekor kijang (Muntiacus muntjak) dilaporkan masuk ke ruang kelas SDN 5 Maleber, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, pada Selasa (31/5/2022). Kejadian itu membuat heboh warga sekitar lantaran lokasi sekolah cukup jauh dari Gunung Sawal, yang merupakan habitat satwa liar di Kabupaten Ciamis.
Foto: bayu adji p
Seekor kijang (Muntiacus muntjak) dilaporkan masuk ke ruang kelas SDN 5 Maleber, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, pada Selasa (31/5/2022). Kejadian itu membuat heboh warga sekitar lantaran lokasi sekolah cukup jauh dari Gunung Sawal, yang merupakan habitat satwa liar di Kabupaten Ciamis.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Seekor kijang (Muntiacus muntjak) dilaporkan masuk ke ruang kelas SDN 5 Maleber, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, pada Selasa (31/5/2022). Kejadian itu membuat heboh warga sekitar lantaran lokasi sekolah cukup jauh dari Gunung Sawal, yang merupakan habitat satwa liar di Kabupaten Ciamis.

Pegiat konservasi Kabupaten Ciamis, Ilham Purwa, mengatakan, fenomena munculnya satwa liar di Kelurahan Maleber itu baru pertama kali terjadi. Namun, kemunculan satwa liar di perkampungan lain sudah pernah terjadi, meski lokasi kemunculannya jauh dari habitat asli satwa. 

Baca Juga

"Itu menandakan, selama ini di sekeliling masyarakat kemungkinan terdapat koridor satwa, yang disebut koridor imajiner. Itu merupakan jalur yang biasa dipakai satwa, tapi tidak intens," kata dia kepada Republika, Kamis (2/6/2022).

Berdasarkan pengamatan dari petugas konservasi sumber daya alam (KSDA), kijang yang masuk ke sekolah itu merupakan satwa liar. Sebab, sifat keliarannya masih nampak ketika didekati manusia.

Menurut Ilham, ada kemungkinan bahwa wilayah kemunculan kijang itu merupakan koridornya. Apalagi, wilayah itu masih di sekitar Sungai Cileueur. Selain itu, di sekitar wilayah itu masih banyak terdapat kebun rakyat.

"Secara insting, satwa itu pasti berjalan di wilayah yang masih masuk ke dalam koridornya. Mungkin baru kali ini saja diketahui masyarakat," kata dia.

Untuk mengjaga koridor imajiner itu, menurut Ilham, masyarakat harus lebih arif menjaga lingkungannya. Dengan begitu, satwa liar dapat tetap berada di koridornya.

Ia juga mengapresiasi masyarakat sekitar yang lansgung melaporkan kasus itu ke petugas berwenang. Artinya, pengetahuan masyarakat terkait satwa langka itu sudah meningkat.

"Buktinya masyarakat langsung laporan, tidak langsung barbar memotongnya. Apalagi kijang konon kalau dikonsumsi dagingnya paling enak. Tapi masyarakat masih melapor untuk mengevakuasi," kata dia.

Sebelumnya, Fungsional Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Ciamis, Dede Nurhidayat, mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari SDN 5 Meleber adanya seekor kijang yang tiba-tiba masuk ke ruangan kelas 2 pada Selasa sekitar pukul 08.00 WIB. Saat kejadian, ada seorang guru di kelas itu.

"Lalu kami datang, kijang itu sudah ditangani oleh warga. Selanjutnya kami bawa ke kantor bidang," kata dia kepada Republika, Kamis (2/6/2022).

Dede mengatakan, menurut laporan yang diterimanya, kijang itu masuk ke ruang kelas saat para siswa sedang melakukan praktik olahraga di luar ruangan. Hanya seorang guru yang sedang berada di ruang kelas itu. Namun, satwa tak sampai merusak peralatan yang ada di ruang kelas. "Tidak ada yang rusak, korban jiwa dan korban luka juga tidak ada. Kebetulan kelas itu kosong, karena siswanya sedang olahraga di luar ruangan," kata dia.

Menurut Dede, kondisi kijang itu saat dievakuasi mengalami stres. Itu ditunjukkan dari dua ciri yang ditampakan satwa tersebut, yaitu perut kembung dan napasnya tersengal-sengal. Selain itu, ada sedikit luka di bagian kakinya.

Namun, ia mengatakan, kondisi satwa itu telah berangsur membaik setelah dievakuasi. Kondisi luka di kakinya juga mulai sembuh.

Berdasarkan pantauan Republika pada Kamis sore, satwa itu telah ditempatkan di sebuah kandang berukuran 2x1,5 meter yang berada di Kantor Bidang KSDA Ciamis. Kondisi kijang itu terlihat sehat dan tetap liar setelah dua malam menginap di Kantor Bidang KSDA. Ketika didekati, satwa itu terus bergerak di dalam kandangnya, menunjukkan sifat keliarannya.

Rencananya, satwa berjenis kelamin jantan yang diperkirakan berumur 5 tahun itu akan kembali dilepasliarkan ke habitatnya. Namun, pihaknya belum bisa memastikan waktu dan lokasi pelepasliarannya.

"Kami masih obati dulu lukanya," ujar Dede.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement