Jumat 03 Jun 2022 17:11 WIB

MUI Jabar Imbau Sholat Ghaib untuk Eril, Begini Niatnya

Waktu bolehnya melaksanakan sholat ghaib selama sebulan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Wali Kota Bandung Yana Mulyana bersama jajaran di lingkungan pemerintah Kota Bandung menggelar doa bersama atas meninggalnya Emmeril Khan Mumtaz yang akrab disapa Eril anak sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Masjid Al-Ukhuwah Kota Bandung, Jumat (322/6/20). MUI Jabar Imbau Sholat Gaib untuk Eril, Begini Cara Melaksanakannya
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Wali Kota Bandung Yana Mulyana bersama jajaran di lingkungan pemerintah Kota Bandung menggelar doa bersama atas meninggalnya Emmeril Khan Mumtaz yang akrab disapa Eril anak sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Masjid Al-Ukhuwah Kota Bandung, Jumat (322/6/20). MUI Jabar Imbau Sholat Gaib untuk Eril, Begini Cara Melaksanakannya

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat (Jabar) membuat surat edaran yang mengajak masyarakat agar menggelar sholat ghaib untuk Putra Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril. Pelaksanaannya diimbau dilakukan pada Jumat (3/6/2022) ini. 

Eril hilang di Sungai Aare, Swiss sejak Kamis, (26/2022 lalu. Keluarga almarhum menyebut telah mengikhlaskan kepergian Eril. 

Baca Juga

Dalam buku panduan sholat sunah dan sholat khusus dari Sa'id bin Ali bin Wahaf Al Qahthani dijelaskan, sholat gaib merupakan sholat yang dilakukan untuk jenazah yang tidak ada di tempat pelaksanaan sholat.

Ibnu Qudamah menjelaskan bahwa waktu bolehnya melaksanakan sholat ghaib itu selama sebulan sebagaimana menshalati jenazah di dekat kuburnya. Adapun tata cara pelaksaanaan sholat ghaib sama seperti sholat jenazah yang jenazahnya berada di hadapan jamaah sholat, yaitu dengan berdiri dan empat kali takbir. 

Sholat ghaib itu dilakukan dengan niat khusus lalu menghadap kiblat. Niat yang bisa dibaca adalah sebagai berikut.

Niat sholat ghaib

Jika jenazah laki-laki

   أُصَلِّي عَلَى مَيِّتِ (فُلَانِ) الْغَائِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى   

Ushalli ‘ala mayyiti (fulân/sebut nama almarhum) al-gho-ibi arba’a takbiratin fardhol kifayati imaman/ma’muman lillahi ta’ala.   

Artinya: “Saya menyalati jenazah ‘Si Fulan (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala. 

Jika jenazahnya perempuan, 

   أُصَلِّي عَلَى مَيِّتَةِ (فُلَانَةٍ) الْغَائِبَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ  فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى  

Ushalli ‘ala mayyitati (fulân/sebut nama almarhumah) al-ghoibati arba’a takbiratin fardhol kifayati imaman/ma’muman lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya menyalati jenazah ‘Si Fulanah (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement