Jumat 03 Jun 2022 15:28 WIB

Jumlah Pertashop di Keresidenan Pati Jateng Melonjak 379,31 Persen

Pertashop di Keresidenan Pati dari 29 titik pada April 2021 jadi 139 titik saat ini.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas menunggu pelanggan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di Pertashop (ilustrasi). Jumlah Pertashop di wilayah Keresidenan Pati, Jawa Tengah, meningkat dari 29 titik pada April 2021 menjadi 139 titik saat ini atau melonjak 379,31 persen.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas menunggu pelanggan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di Pertashop (ilustrasi). Jumlah Pertashop di wilayah Keresidenan Pati, Jawa Tengah, meningkat dari 29 titik pada April 2021 menjadi 139 titik saat ini atau melonjak 379,31 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- PT Pertamina mencatat jumlah Pertashop sebagai penyalur resmi Pertamina dengan skala kecil untuk melayani kebutuhan BBM nonsubsidi di wilayah Keresidenan Pati, Jawa Tengah, meningkat dari 29 titik pada April 2021 menjadi 139 titik saat ini atau melonjak 379,31 persen.

"Sebanyak 139 titik pertashop tersebut, tersebar di lima kabupaten mulai dari Kabupaten Kudus, Pati, Rembang, Jepara, Grobogan dan Blora," kata Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Brasto Galih Nugroho dari Kudus, Jumat (3/6/2022).

Baca Juga

Menurut dia, Pertashop telah berkembang cukup pesat di mana pada bulan April 2021 di Keresidenan Pati jumlahnya hanya 29 titik, kemudian sekarang ini melonjak menjadi 139 titik Pertashop. Kabupaten Rembang pada saat itu merupakan salah satu kabupaten di wilayah Keresidenan Pati yang belum tersedia Perstashop, kini jumlahnya sudah mencapai 16 titik yang tersebar di berbagai wilayah di Rembang.

"Jumlah tersebut masih akan terus bertambah seiring dengan komitmen Pertamina dan pemerintah dalam mewujudkan pemerataan energi yang berkualitas, tidak hanya di kawasan perkotaan saja, tetapi juga merata hingga pelosok pedesaan," ujarnya.

Brasto mengatakan sejak awal Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO) di mana satu desa atau kecamatan tersedia pertashop. Untuk mempercepat pencapaian tersebut, Pertamina menggandeng kerja sama dengan sejumlah pihak terkait.

Jika sebelumnya yang tertarik menjalin kerja sama dari pemerintah desa melalui BUMDes, lanjutnya, maka saat ini sudah banyak dari pihak swasta yang ikut kerja sama mendirikan Pertashop.

Ia berpendapat bahwa Pertashop sendiri memiliki keunggulan yaitu bisa mendekatkan diri dengan masyarakat yang berada di daerah pelosok yang jauh dari SPBU. "Meskipun saat ini harga jual Pertamax yang dijual di Pertashop mencapai Rp 12.500 per liter, tetap memiliki prospek ke depannya," ujar Brasto.

PT Pertamina sendiri, kata Brasto, menargetkan ada penambahan dari tahun ke tahun, termasuk di Keresidenan Pati.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement