Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Peni Aprilia

Analisis Cerpen Menggunakan Kajian Pragmatik Jenis Tindak Tutur Pada Cerpen Setitik Asa Cahaya Cinta

Sastra | Thursday, 02 Jun 2022, 18:53 WIB

Penulis

Peni Aprilia (Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UNISSULA)

Dr. Aida Azizah, S.Pd.,M.Pd (Dosen Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UNISSULA)

Abstrak

Karya sastra adalah sebuah ide, opini, pemikiran, semangat, pengalaman, serta imajinasi seeorang yang di tuangkan dalam bentuk tulisan. Karya sastra terbagi menjadi dua, yakni fiksi dan nonfiksi. Prosa adalah karya sastra yang di gunakan untuk mendeskripsikan ide, cerita maupun, fakta. Salah satu karya sastra yang berbentuk prosa adalah cerpen. Cerpen adalah sebuah cerita berbentuk prosa yang pendek, yang penyusunan katanya (kurang dari 10.000 kata) yang bermaksud memberikan kesan tunggal yang dominan pada pembaca. Dalam cerpen tokoh atau pemeran sangatlah penting, karena Peristiwa hidup dan kehidupan manusia yang ada dalam cerpen diungkapkan oleh tokoh. Keberadaan tokoh dalam sebuah cerpen sangatlah penting. Aneka peristiwa kehidupan yang terjadi pada tokoh dan antartokoh dapat diketahui melalui tindak tutur . Dalam cerpen setitik asa cahaya cinta akan di analisis menggunakan kajian pragmatik jenis-jenis tindak tutur, yang meliputi, konstatif, performatif, lokusi, ilokusi, representative, direktif,ekspresif,komisif,deklarasi, langsung dan tidak langsung.

Kata kunci : Karya sastra, prosa, cerpen. Tindak tutur, pragmatik

Abstract

Literature is an idea, opinion, thought, spirit,experience and one’s imaginatioan which is expressed in written form. Literary work are divided into two, namely fiction and non-fiction. Prose is a literary work that is used to describe ideas, stories and facts. One of the literary works in the form of prose is the short story. Short story is a short prose story whose wording ( less than 100 words) which intends to give a single dominant impression on the reader. In short stories, the characters or actors are very important because the events of life and human life in the short stories are expressed by the characters. Characters in a short story are very important, various life events that occur in characters can be know through speech acts. In the short story Sedot Asa Cahaya Cinta anal is analized using a pragmatic study of the types of speech acts which include, constatif, performatif, locutionary, ilocutionary, representative, directive, ekspresive, commissive, declaration, direct and indirect.

Keywords : literary wortks, prose, short stories, speech acts, pragmatic

PENDAHULUAN

Cerpen adalah sebuah cerita berbentuk prosa yang pendek, yang penyusunan katanya (kurang dari 10.000 kata) yang bermaksud memberikan kesan tunggal yang dominan pada pembaca. Menurut Edgar Allan Poe, Sastrawan dari amerika, ia mengemukakan bahwa ukuran pendek yang di maksudkan adalah selesai di baca dalam sekali duduk, yakni kira-kira kurang dari satu jam. Cerpen termasuk karya sastra popular. Dalam cerpen banyak cerita atau kisah yang di buat oleh pengarang. Dalam hal ini sebuah cerpen tidak terlepas dari tokoh dan penokohan. Aslinda dan Syafyahya (2007) menyatakan bahwa apabila seseorang ingin mengemukakan sesuatu kepada orang lain, maka apa yang ingin dikemukakannya itu adalah makna atau maksud kalimat. Namun, untuk menyampaikan makna atau maksud tersebut, seseorang harus menuangkannya dalam wujud tindak tutur.

Tindak tutur (speech act) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara (penutur) dan pendengar (mitra tutur). Dalam hal ini, pihak si pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedih, marah atau gembira (Chaer, 2014). Berkaitan dengan tindak tutur , artikel ini akan menganalisis tindak tutur atau tuturan para tokoh yang ada dalam cerpen Setitik Asa Cahaya Cinta.

Cerpen yang berjudul “Setitik Asa Cahaya Cinta” karya Sumarwati, dalam kumpulan Antalogi Cerpen Menjalin Asa Jilid 4, yang di terbitkan oleh CV EMBRIO KITA. Memang layak untuk di kaji. Cerpen ini membahas tentang Kepribadian seoarang wanita cantik yang pandai mengenai ilmu bela diri, yang memiliki keharmonisan dalam berkeluarga, serta cinta dalam penantian selama bertahun-tahun. Cerpen ini memiliki beberapa pesan yang terkandung di dalamnya, khususnya bagi para remaja. Hal ini tergambarkan pada tokoh utama yaitu Kirana. Kirana memiliki keluarga yang sangat harmonis, keluarga yang penuh dengan suka ria. Walaupun Kirana ahli dalam ilmu bela diri, serta sering memenangkan perlombaan bela diri, namun ia tetap rendah hati dan tak pernah sombong. Dalam bercinta Kirana memiliki cinta dalam penantian. Kirana memiliki perasaan kepada seorang pemuda tampan, yang pernah menolongnya di saat, ia di ganggu oleh segrombolan anak iseng, ketika masih duduk di bangku SMP. Pemuda itu membawa banyak perubahan positif di kehidupan Kirana, ia menyarankan agar Kirana mengikuti pelatihan bela diri. Agar kirana bisa menjaga dirinya di setiap saat. Namun pertemuannya dengan pemuda itu hanya berlaku sekejap. Karena Pemuda itu akan melanjudkan studi nya di Taruna Angkatan Udara. Namun Pemuda itu berjanji bahwa tiga tahun yang akan datang ia akan kembali untuk Kirana.

Tokoh dalam cerpen Setitik Asa Cahaya Cinta terdiri dari enam orang, yakni Kirana, Galang, Andra, Indra, Ayah, dan Ibu Kirana. Dari keenam tokoh dalam cerpen ini melahirkan banyak tindak tutur yang di hasilkan oleh penutur dan mitra tutur. Tokoh dalam cerpen melakukan tindak tutur melalui tuturan-tuturan, sehingga membangun sebuah cerita yang indah.

PEMBAHASAN

Analisis Cerpen Setitik Cahaya Cinta Brdasarkan Jenis-Jenis Tindak Tutur

Tindak Tutur Performatif

Tuturan performatif adalah tuturan yang merupakan tindakan melakukan sesuatu dengan membuat tuturan itu (Rustono 1999:35). Dalam tuturan performatif tidak dapat dikatakan bahwa tuturan itu benar atau salah, namun sahih atau tidak.

Pada Kutipan: K: “Nggak usah Bu, Rana naik angkutan umum aja”

Analisis : Dalam kutipan cerpen di atas, Kirana sebagai (penutur), berusaha menyampaikan ujaran kepada mitra tutur ( Ibu Kirana), dengan maksud agar Mitra tutur (Ibu Kirana) tidak tersinggung/marah, serta memperbolehkan mitra tutur untuk pulang naik angkot saja, karena ia tidak ingin merepotkan kakaknya.

Tindak Tutur Lokusi

Tindak tutur Lokusi yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu (Rustono 1999:37). Gunarwan menyatakan bahwa lokusi semata-mata merupakan tindak tutur atau tindak bertutur, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan makna kalimat sesuai dengan makna kata itu.

Pada kutipan : “Mereka tertawa bahagia melihat ketiga anak kesayangannya”

Analisis : Dalam tuturan tersebut, penutur berusaha menyampaikan pesan kepada mitra tutur bahwa setiap orang tua pasti akan bahagia ketika melihat anak-anaknya rukun, dan saling menyayangi, tanpa adanya pertikaian. Hal ini tergambarkan di dalam cerpen Setitik Asa Cahaya Cinta, pada keluarga Kirana..

Tindak Tutur Representative

Tindak tutur represenatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan (Rustono,1999:40). Tindak tutur ini sering disebut tindak tutur asertif. Tuturan ini mengikat penuturnya akan kebenarann isi tuturan yaitu apa yang di tuturkan sesuai kenyataan yang terjadi.

a.Menyatakan

Pada Kutipan : A: “Rana gak papa ko Bu, fisiknya sehat wal’afiat seperti biasa,”

Analisis : maksud dari tuturan di atas adalah penutur (Andra) berusaha menyampaikan sebuah informasi kepada mitra tutur (Ibunya), kalau adeknya baik-baik saja tidak ada yang perlu di khawatirkan secara fisik.

b.Menuntut

Pada Kutipan : G:”Dalam beberapa bulan ini, aku harus mempersiapkan diri untuk ujian sekolah dan seleksi taruna Angkatan Udara”

Analisis : Tuturan di atas di ujarkan oleh Galang, kepada Kirana, bahwa untuk menuju kesuksesaan/ mewujudkan cita-citanya, ia di tuntut untuk bersunggguh-sungguh dalam mepersiapkan semuanya. Dalam hal ini penutur berusaha menyampaikan ujaran kepada Mitra tutur, untuk mempersiapkan kehidupan kedepannya yang akan ia laksanakan.

d. Mengakui

Pada kutipan : G: “Sejak dulu, sejak bertemu denganmu pertama kali sebenarnya aku sudah menyukaimu, hanya saja aku tidak berani untuk mengatakannya, karena aku gak mau kamu menjauhiku,”

Analisis : Dalam tuturan di atas, penutur ( Galang), berusaha menyampaikan kepada mitra tutur (Kirana), menegenai perasaannya, serta penutur berusaha menyampaikan isi hatinya selama ini, kepada gadis pujaan hatinya. Penutur mengakui bahwa ia mencintai mitra tutur sejak pertama kali bertemu.

Tindak Tutur Direktif

a.Menyuruh

Pada Kutipan : I: “tolong potong-potong sayuran yang udah ibu kupas tadi”

Analisis : Dalam hal ini penutur (Ibu), berusaha menyampaikan tuturannya kepada mitra tutur ( Kirana), agar melakukan tindakan yang disuruh penutur yaitu untuk memotong sayuran yang telah di kupas.

b. Meminta

Pada Kutipan : I: “Sudah sarapan dulu nanti kalian telat loh,

Analisis : Maksud dari tuturaan tersebut adalah Penutur berusaha menyampaikan permintantaannya kepada mitra tutur, bahwa penutur meminta, agar anak-anaknya, segera sarapan dulu, dan berhenti bercanda tawa. Karena penutur khawatir kepada mitra tutur, apabila mitra tutur telat berangkat ke sekolah.

c.Memohon

Pada kutipan : G: “tapi kamu janji yah, harus ikut klub karate, untuk meningkatkan kemampuanmu”

Analisis : Maksud dari tuturan di atas adalah penutur memohon kepada mitra tutur, agar mitra tutur benar-benar melaksanakan apa yang telah di sarankan oleh penutur, yakni mengikuti klub karate. Karena penutur ingin memastikan bahwa mitra tutur akan benar-benar aman dengan mengikuti klub karate. Dan bisa menjaga dirinya dengan sebaik mungkin.

d. Menyarankan

Pada Kutipan : G: “Sebaiknya kamu ikut klub karate Rana, supaya kemampuanmu lebih baik lagi.

Analisis: Kutipan cerpen diatas, menjelaskan bahwa penutur berusaha memberikan saran kepada mitra tutur untuk mengikuti klub karate. Karena menurut penutur, dengan mengikuti klub karate, kemampuan Mitra tutur, akan lebih baik lagi dan bisa menjaga dirinya sendiri dengan sebaik mungkin.

penutur sengaja memberikan saran kepada mitra tutur untuk mengikuti klub karate, karena ia khawatir kepada mitra tutur, apabila penutur sudah pergi melanjudkan pendidikannya, ia sudah tidak bisa menjaga mitra tutur lagi.

Tutur Ekspresif

Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu.

a. Memuji

Pada Kutipan : “Wah, kamu hebat Rana. Gak ketemu beberapa bulan, kemampuanmu sudah meningkat pesat”

Analisis : Kutipan cerpen diatas, menjelaskan bahwa penutur berusaha menyampaikan sebuah pujian kepada mitra tutur, lewat tuturan yang telah di ujarkan oleh penutur. Dengan adanya pujian ini di harapkan mitra tutur, lebih semangat dalam meningkatkan kulaitas ilmu bela dirinya (karate).

b. Mengucapkan terima kasih

Pada kutipan : K: “Makasih kak, Rana sekolah dulu yah.

Analisis : Maksud dari tuturan tersebut adalah, penutur( Kirana) berusaha menyampaikan ucapan terima kasih kepada mitra tutur ( Kedua kakaknya), karena penutur telah di antar ke sekolah dan di beri beberapa nasehat, sebelum masuk ke sekolah, oleh Mitra tutur

c.Mengucapkan selamat

Pada kutipan : K: “Alhamdulillah, selamat yah, Kak. Rana seneng banget dengernya.”

Analisis : Maksud dari tuturan di atas adalah. Penutur ( Kirana), berusaha mengungkapkan rasa turut bahagia, kepada mitra tutur ( Galang), atas kabar yang di berikan mitra tutur, yang lolos seleksi Taruna Angkatan Udara. Dengan ucapan yang telah di berikan oleh penutur, di harapkan mitra tutur, bahagia, dan lebih semangat mengejar cita-cita nya.

d.Menyanjung

Pada kutipan : K: “Wah cita-cita kakak hebat sekali”,

Analisis : Maksud dari tuturan yang di ujarkan oleh penutur adalah, penutur berusaha mengungkapkan isi hatinya, kepada mitra tutur, bahwa penutur sangat kagum dengan cita-cita mitra tutur. Memang tidak bisa di pungkiri, bahwa cita-cita menjadi seorang pilot adalah termasuk cita-cita yang membanggakan, walaupun menjadi seoarang pilot memiliki tanggung jawab dan resiko yang besar.

Tindak Tutur Komisif

Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jenis tuturannya adalah Berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan.

a. Berjanji

Pada Kutipan : G: “ Baiklah, aku janji sama kamu, tiga tahun kemudian kita akan ketemu disini.”

Analisis : Maksud dari tuturan yang pada kutipan cerpen di atas adalah, bahwa penutur ( Galang), berusaha menyampaikan sebuah perjanjian kepada Mitra tutur (Kirana), untuk bertemu kembali setelah ia mengejar cita-citanya dan telah sukses menjadi pilot yang handal. Di hari yang telah di tentukan dan di tempat seperti biasa yang di gunakan untuk mereka bertemu, berlatih ilmu bela diri.

b. Menyatakan kesanggup

Pada kutipan : K: “Ga papa kak, dua tahun, tiga, empat atau lima tahun sekalipun, Rana bakal nunggu Kak Galang disini.”

Analisis : Dalam hal ini penutur (Kirana), menyampaikan sebuah kesanggupannya kepada mitra tutur (Galang), bahwa di dalam tuturan tersebut memiliki makna, bahwa penutur akan selalu setia menunggu mitra tutur untuk kembali, bahkan sampai lima tahun sekalipun. Karena Mitra tuturlah yang telah mengubah kehidupan penutur, menjadi wanita yang tegar, mandiri, serta jago ilmu bela diri.

Tindak Tutur Deklarasi/Isbati

Tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan) yang baru.

a. Memutuskan

Pada kutipan : K: “Kakak kewhatirin Rana yah?Tenang aja Kak, Rana udah siap ko untuk kemungkinan terburuk sekalipun.”

Analisis : Maksud dari tuturan di atas adalah, penutur (Kirana ) berusaha meyakinkan kepada mitra tutur ( kedua kakaknya), bahwa penutur akan baik-baik saja. Karena ini adalah keputusan yang di ambil oleh penutur, penutur akan tetap menemui sosok lai-laki yang di kagumi nya. Walaupun penutur mendengar kabar buruk mengenai sosok laki-laki itu, yaitu penutur mendengar sebuah pesawat kecelakaan, dan nama pilotnya adalah sosok laki-laki yang di kagumi oleh penutur. Namun tekadnya sangat tinggi untuk menumi sosok yang di kagumi, walaupun di saat menemui ia mendapatkan berita terburuk sekalipun.

b.Mengizinkan

Pada kutipan : Nanti kakak izinin ke sekolah, kalau hari ini kamu gak masuk sekolah yah Dek?

Analisis : Maksud dari tuturan tersebut adalah, penutur berusaha menyampaikan kepada mitra tutur, bahwa penutur akan mengizinkan mitra tutur ke sekolahnya, dan penutur mengharapkan kesembuhan mitra tutur, dan kembali bangkit seperti semula.

Tindak Tutur Langsung

Sebuah tuturan yang bermodus deklaratif dapat mengandung arti yang sebenarnya dan berfungsi untuk menyampaikan informasi secara langsung. Kesesuaian antara modus tuturan dan fungsinya secara konvensional inilah yang merupakan tindak tutur langsung.

Pada Kutipan: “Kalau kamu mau, setiap hari Minggu aku ada di tempat ini, datang aja minggu pagi jam 9 yah, kalau berminat sih, kalau gak juga gapapa,”

Analisis: Dalam hal ini, maksud tuturan tersebut adalah, Penutur berusaha menyampaikan sebuah tawaran kepada mitra tutur, yakni di dalam tuturan tersebut, penutur berusaha menyampaikan sebuah ajakan kepada Mitra tutur, untuk belajar ilmu bela diri. Apabila mitra tutur berminat untuk berlatih, penutur siap mengajarinya.

Tindak Tutur Tidak Langsung

Sebuah tuturan deklaratif digunakan untuk bertanya atau memerintah - Tuturan yang bermodus lain yang digunakan secara tidak konvensional

Pada Kutipan : A: “dingin-dingin gini, jahe susu enak deh”

Analisis : Tindak tutur yang di ujarkan Andra untuk Kirana, termasuk ke dalam tindak tutur tidak langsung. Dalam hal ini penutur berusaha menyempaikan tuturan kepada Mitra tutur, dengan maksud agar mitra tutur membuatkan susu jahe kepada Penutur.

PENUTUP

Penulis menyadari bahwa Analisis Cerpen menggunakan kajian pragmatik jenis tindak tutur ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis memohon maaf, apabila dalam artikel ini terdapat kesalahan, baik dari segi penulisan ataupun kebahasaan. Semoga artikel analisis cerpen menggunakan kajian pragmatic jenis tindak tutur ini, bisa bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyono, Hari (2015) “VARIASI TINDAK TUTUR DALAM CERPEN ³7(5*2'$¥ KARYA DEWI ANGGRAENI” Transformatika, Volume 11 , Nomor 2 (hal 1-6)

Widayanti, Sukasih Ratna dkk (2019) “Analisis Pragmatik pada Fungsi Tindak Tutur dalam Film Karya Walt Disney” Journal of linguistics, Volume 4, Nomor 2 ( hal 180)

Suwarti,sri dkk (2021) “ Antologi Cerpen Menjalin Asa Jilid 4”. Uswatun Khasanah. Setitik Asa Cahaya Cinta Karya Sumarwati. (Halaman 59-75)

Sendari, Anugrah Ayu (2021) “ Prosa adalah bentuk cerita, kenali jenis dan bentuknya” Liputan6.com. Jum’at, 27 mei 2022.

https://m.liputan6.com/hot/read/4562312/prosa-adalah-bentuk-cerita-kenali-jenis-dan-bentuknya

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image