Kamis 02 Jun 2022 13:45 WIB

Arti Qalbu dalam Pandangan Sains dan Islam

Apa yang dimaksud dengan qolbu?

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
Takwa (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Takwa (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dr. dr. Endy Astiwara dalam buku Fikih Kedokteran Kontemporer menjelaskan, kata qolbu jika diartikan secara metaforis sering diterjemahkan dengan kata hati. Yakni dalam artian emosi, perasaan. Namun apabila diterjemahkan kembali secara literal ke dalam bahasa Arab akan didapati kata kabid yang secara anatomis berarti organ hati (hepar, liver). 

Oleh karena itu apa yang dimaksud dengan qolbu dalam artian terminologis sebagai suatu organ tubuh memiliki fungsi rasio dan psikologis. Bahkan yang sering disebut sebagai ukuran hidup dan matinya seseorang? 

Baca Juga

Ternyata dari bahasan para ahli bahasa sejak dahulu, mereka sudah mengartikan qolbu bukan dalam definisi fisik atau anatomis. Hal ini sebagaimana pandangan menurut Ibnu Manzhur, "Alqalbu tahwilu as-syai'i an wajhih,". Yang artinya, "Qolbu adalah mengubah sesuatu dari bentuknya yang asal,". 

Sedangkan para ulama ahli tafsir maupun hadis mengungkapkan bahwa qolbu bukanlah berarti jantung yang berdenyut di dalam dada. Kata qolbu disebutkan dengan makna kesadaran akal, sebagaimana yang disebutkan Imam Al-Ghazali yang mengartikan qolbu memiliki dua pengertian. 

Pertama, adalah organ tubuh yang memompa darah yang berada di tengah dan memanjang ke sisi kiri dada. Ini berhubungan dengan dunia kedokteran dan tidak berhubungan dengan tujuan-tujuan agama. Qolbu pada pengertian ini adalah jantung yang juga terdapat pada binatang dan mayat. Jantung adalah sepotong daging yang tidak memiliki kemampuan spiritual maupun psikologis. 

Kedua, makna yang sifatnya substansial yang bersifat lembut, nurani, ruhani, yang dengannya menjadi satu kesatuan dalam diri manusia hidup. Sesuatu yang lembut itulah hakikat manusia. Qolbu dalam makna ini, menurut Al-Ghazali, lebih dekat disebut hati karena hatilah yang memahami, mengetahui, dapat memberi perintah. 

Maka yang dimaksud adalah jasad halus Rabbani, serta dimungkinkan untuk menyebutkan sifat-sifat dan keadaannya. Namun kita tidak mampu menyebutkan hakikat zatnya. Mungkin juga bahwa hati itu adalah kal manusia dan pikirannya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement