Kamis 02 Jun 2022 12:54 WIB

Jokowi: Sorgum Jadi Alternatif Bahan Pangan

Negara perlu memiliki rencana besar untuk menghadapi ancaman krisis pangan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Tanaman sorgum.
Foto: Kementan
Tanaman sorgum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menghadapi ancaman krisis pangan dunia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menjadikan tanaman sorgum sebagai alternatif bahan pangan selain beras, jagung, dan juga sagu. Dalam kunjungannya ke Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jokowi menyampaikan, adanya peringatan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) terkait ancaman krisis pangan dunia.

Ancaman krisis pangan dunia saat inipun sudah mulai terlihat dari kenaikan berbagai harga pangan dunia. Karena itu, dia menekankan, perlunya negara memiliki rencana besar untuk menghadapi ancaman krisis pangan. Salah satunya yakni melakukan diversifikasi pangan seperti sorgum.

Jokowi mengatakan, pengembangan tanaman sorgum ini telah dilakukan di Kabupaten Sumba Timur di lahan seluas 60 hektare. Dirinya ingin banyak alternatif-alternatif banyak pilihan-pilihan yang bisa dikerjakan melalui diversifikasi pangan, alternatif-alternatif bahan pangan. 

"Tidak hanya tergantung pada beras karena kita memiliki jagung, memiliki sagu, dan juga sebetulnya tanaman kita adalah sorgum, barangnya ini. Sudah dicoba di Kabupaten Sumba Timur seluas 60 hektare,” kata Jokowi usai menanam bibit dan meninjau panen sorgum di Sumba Timur, yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (2/6).

Presiden mengatakan, pengembangan tanaman sorgum di Sumba Timur ini berhasil dilakukan dan bernilai ekonomi. Hasil panen sorgum di Sumba Timur, kata dia, bisa mencapai hingga 5 ton per hektare. Selain itu, industri pengolahan sorgum pun juga bisa menciptakan lapangan kerja dan merekrut banyak tenaga kerja yang dibutuhkan.

“Hasilnya per hektare per tahun bisa bersih kurang lebih Rp 50-an juta, ini juga sangat bagus. Artinya kalau dibagi 12, per bulan mencapai kurang lebih Rp 4 jutaan, ini kan juga sebuah hasil yang tidak kecil,” ungkapnya.

Karena itu, Jokowi menginstruksikan, jajaran kepala daerah untuk memastikan luasan lahan yang dapat digunakan untuk lahan pertanian sorgum. Dengan demikian, Indonesia tak hanya bergantung pada komoditas impor seperti gandum dan juga jagung.

“Di sini sudah dicoba jagung kurang berhasil. Coba sorgum sangat berhasil karena sebelumnya sorgum sudah cukup baik dan ditanam petani kita di Sumba Timur dan Provinsi NTT,” kata Jokowi.

Jokowi ingin lahan pertanian sorgum di Provinsi NTT dapat diperluas sehingga Indonesia bisa memiliki alternatif bahan pangan lainnya. Ia juga mendorong dilakukan ekspor sorgum jika kebutuhan nasional sudah terpenuhi.

“Kita akan perbesar tanaman sorgum ini di Provinsi NTT dengan harapan kita miliki alternatif pangan dalam rangka krisis pangan dunia. Kalau kita ada berlebih, ada stok, ya nggak apa-apa, justru ini yang ingin kita ekspor dan menghasilkan devisa bagi negara,” ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement