Rabu 01 Jun 2022 20:00 WIB

Pasar Wisata Harmoni Surabaya Beroperasi Kembali

Pasar Wisata Harmoni Surabaya beroperasi kembali usai terbengkalai karena sepi.

 Pasar tradisional (Ilustrasi). Pasar Wisata Harmoni Surabaya beroperasi kembali usai terbengkalai setelah sepi pengunjung.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pasar tradisional (Ilustrasi). Pasar Wisata Harmoni Surabaya beroperasi kembali usai terbengkalai setelah sepi pengunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pasar Wisata Harmoni di Jalan Medokan Keputih, Kota Surabaya, Jawa Timur, beroperasi kembali setelah tiga tahun terbengkalai karena sepi pengunjung atau kurang diminati warga setempat.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos di Surabaya, Rabu, menyampaikan, Pasar Wisata Harmoni Keputih yang mulai beroperasi pada Selasa (31/5), sebelumnya merupakan pasar rakyat yang kemudian direkondisi sehingga berfungsi lagi dengan baik.

"Sekarang menjadi Pasar Wisata Harmoni Keputih Surabaya. Nah, dari sini kami semua dapat support dari teman-teman Bank Jatim, ITS, kelurahan, LPMK sehingga pasar dapat berfungsi dan masyarakat di sini dapat bekerja lagi dengan lebih baik," kata Yos.

Yos menambahkan, Pasar Wisata Harmoni Keputih ini memiliki dua lantai dengan total 37 stan pedagang. Itu terdiri dari 20 pedagang lama dan 17 warga dari golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kecamatan Sukolilo Surabaya.

"Mereka (pedagang) sudah masuk dan berjualan di sini. Ini yang dapat kami berikan kepada mereka agar punya penghasilan yang lebih baik," kata dia.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, lokasi Pasar Wisata Harmoni Keputih strategis karena dari sisi sebelah kanan ada Taman Harmoni dan sebelah kiri ada Terminal Keputih. "Sekarang tampilannya kekinian, dan bisa dibuat nongkrong," kata Eri.

Eri mengatakan, sebelum direkondisi oleh Pemkot Surabaya, pasar rakyat itu kondisinya sepi karena tampilan maupun barang yang dijual di pasar kurang diminati warga sekitar. Akhirnya, selama tiga tahun itu pasar tak berfungsi dan para pedagang di sana memilih untuk keluar.

"Di situlah ketika saya menjadi wali kota, saya lihat kenapa pasar ini mangkrak. Saya bilang, ketika membangun sesuatu lihat dulu kondisi sekitar. Yang dibutuhkan apa, jangan yang dibutuhkan SWK (Sentra Wisata Kuliner), yang dibangun pasar basah," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement