Rabu 01 Jun 2022 16:46 WIB

Lebih 10 Persen Anak di Sleman Pernah Merokok

Bahaya negatif tembakau harus menjadi perhatian penting.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pembatasan merokok bagi anak-anak (ilustrasi).
Foto: Antara
Pembatasan merokok bagi anak-anak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Kustini Purnomo, meresmikan Gerakan Keluarga Bebas Asap Rokok atau Gasbro di Kabupaten Sleman, DIY. Peresmian dilakukan dalam rangka Kampanye Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2022 yang diperingati setiap 31 Mei di seluruh dunia.

Dalam sambutannya, Kustini menyampaikan dukungan terkait aksi Gasbro di Sleman. Terlebih, melalui Kampanye Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kebijakan terkait itu.

Baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat terhadap bahaya produk tembakau bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Kegiatan ini turut dimaksudkan untuk mendorong terciptanya keluarga sehat bebas asap rokok di Kabupaten Sleman.

Selain itu Kustini berharap, dengan meningkatnya kesadaran seluruh pihak terkait bahaya produk tembakau, maka akan semakin memudahkan kolaborasi seluruh pihak. Terutama, dalam rangka mengelola dan mengontrol pemanfaatan produk tembakau.

 

"Serta, terwujudnya keluarga sehat bebas asap rokok di Kabupaten Sleman," kata Kustini di The Rich Jogja Hotel, Rabu (1/6/2022).

Selain itu, Kustini mengingatkan pula bahaya negatif tembakau yang harus menjadi perhatian penting untuk semua pihak. Sebab, pada 2020 lalu saja, Indonesia sudah memiliki jumlah perokok usia dewasa tertinggi di negara-negara Asia Tenggara.

"Di Kabupaten Sleman, pada 2021 sebanyak 10,5 persen anak-anak usia 10-18 tahun pernah mencoba merokok, bahkan 4,58 persen di antaranya menjadi perokok aktif," ujar Kustini.

Sebagai langkah preventif, Pemkab Sleman berkomitmen untuk memberi perlindungan kesehatan masyarakat, khususnya di Sleman melalui penetapan beragam regulasi. Salah satunya Peraturan Bupati Sleman 42/2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Hal ini dilakukan untuk memberi ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat, memotivasi perokok agar mengurangi, bahkan berhenti. Juga sebagai perlindungan bagi non-perokok dari konsekuensi terpapar asap dan residu rokok.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama berharap, Gasbro bisa jadi yang inovasi menghasilkan perubahan nyata. Lalu, melindungi generasi muda dari paparan efek buruk asap rokok yang dimulai dari lingkungan terdekat, keluarga.

"Kegiatan ini juga sebagai upaya perlindungan bagi non-perokok dari konsekuensi paparan asap dan residu rokok, sehingga dapat terciptanya keluarga yang sehat tanpa asap rokok," kata Cahya.

Selain meresmikan Gerakan Keluarga Bebas Asap Rokok, kegiatan dilanjutkan dengan seminar Peringatan Hari Tanpa Tembakau Dunia 2022. Agenda seminar diisi Prof Yayi Suryo Prabandari dari UGM, dr Cahya Purnama dan dr Probosuseno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement