Selasa 31 May 2022 10:21 WIB

Dosen Universitas BSI Jadi Pembicara Bimtek Pelaporan Validasi Data PDDIKTI

Kunci sukses Universitas BSI mengelola aplikasi NeoFeeder dari kelengkapan datanya.

LLDIKTI Wilayah III menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Pendampingan Pelaporan Validasi Data PDDIKTI (NeoFeeder) pada Perguruan Tinggi di Lingkungan LLDIKTI Wilayah III.
Foto: Universitas BSI
LLDIKTI Wilayah III menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Pendampingan Pelaporan Validasi Data PDDIKTI (NeoFeeder) pada Perguruan Tinggi di Lingkungan LLDIKTI Wilayah III.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sehubungan dengan telah diluncurkannya aplikasi NeoFeeder PDDIKTI versi 2022 dan akan berakhirnya pelaporan PDDIKTI untuk Tahun Ajaran (TA) 2021/2022 semester ganjil, LLDIKTI Wilayah III menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Pendampingan Pelaporan Validasi Data PDDIKTI (NeoFeeder) pada Perguruan Tinggi di Lingkungan LLDIKTI Wilayah III. Acara ini berlangsung secara hybrid, pada Senin (23/5) silam. 

Pelaksaan secara offline, bertempat di Hall C BSI Convention Center (BSI Convex) yang dihadiri oleh 100 pimpinan perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah III. Sementara itu, sebanyak 188 pimpinan perguruan tinggi hadir secara daring. Herlambang Brawijaya yang merupakan ketua PDPT (Pangkalan Data Perguruan Tinggi) Universitas BSI bertindak sebagai narasumber, menjelaskan pengelolaan aplikasi NeoFeeder untuk pelaporan PDDIKTI. 

“Transformasi Aplikasi NeoFeeder ini menggantikan aplikasi Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) yang digunakan pada periode 2014 dan berakhir dengan munculnya NeoFeeder yang resmi digunakan pada 1 Maret 2022. Sumber data NeoFeeder berasal dari migrasi data yang merupakan proses penyalinan basis data dari aplikasi PDDIKTI Feeder versi 4.1. Kemudian pada proses inisiasi data, dilakukan dengan cara push prefill yang dapat diunduh pada laman PDDIKTI,” jelas Herlambang dalam keterangan rilis, Senin (30/5). 

Ia menambahkan, tahapan awal Universitas BSI mengelola NeoFeeder adalah instalasi migrasi dari database Feeder lama. Kemudian melakukan check & balance, yakni pengecekan dasar terhadap data migrasi yang meliputi mahasiswa, kelas dan dosen. Selanjutnya, uji coba web service dengan sejumlah sampel proses untuk uji coba web service yang sebelumnya menggunakan library Nusoap. Terakhir adalah proses final result yang merupakan penarikan kesimpulan apa yang harus dilakukan dalam pengelolaan NeoFeeder. 

Value chain dari pengelolaan NeoFeeder ini meliputi develop web service yang mengacu pada dokumentasi panduan web service di laman PDDIKTI dan POSTMAN. Uji coba web service berisi uji coba integrator dengan NeoFeeder berbasis RESTFULL API. Fresh instal dan migrasi, yakni melakukan instalasi ulang dan migrasi serta pengecekan data migrasi hingga proses Lap 2021-1, dimana mulai penerapan integrator baru untuk pelaporan 2021-1. Terakhir adalah final check, dimana proses check & balance data proses dan data yang terproses pada NeoFeeder dan PDDIKTI,” imbuhnya. 

Menurutnya, kunci kesuksesan Universitas BSI dalam mengelola aplikasi NeoFeeder adalah dari kelengkapan data yang diproses sudah sesuai dengan standar data yang dibutuhkan. Ia juga menjelaskan tentang Sisfo Mapping Data, yakni penggunaan sistem informasi mapping data SIAKAD ke integrator, Validasi data yang merupakan implementasi validasi data dengan sejumlah instrumen validasi. 

Selain itu, juga ada Integrator web service, dimana hampir 100% semua proses pelaporan melalui web service dan Timeline yakni pengelolaan waktu sesuai dengan timeline pelaporan PDDIKTI.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement